IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 22 Juli 2012

RAHASIA JUBAH NAGA UNTUK KAISAR TIONGKOK DULU

Ada pepatah Tiongkok kuno mengatakan bahwa masa pemerintahan kaisar di mulai ketika dia memakai jubah barunya. Jubah kaisar dari Dinasti Qing yang terakhir (1644-1911) membuktikan pepatah ini.

Pakaian diangggap sebagai simbol status untuk banyak dinasti, dan merupakan tanda dari posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagai contohnya, bulu jubah hitam digunakan untuk pejabat tinggi dan warna kuning digunakan untuk keluarga kekaisaran.

Rakyat biasa tidak diizinkan untuk menggunakan atau bahkan memiliki pakaian seperti itu, meskipun mereka dizjinkan untuk menjualnya. Setiap orang yang melanggar peraturan ini akan menghadapi hukuman berat, bahkan dikenai hukuman mati.

* Lengan baju yang melingkar dan kerah berat terpisah

Dinasti Qing berdiri ketika Manchu – penunggang kuda dari daerah Timur Laut – menaklukkan Kekaisaran China Dinasti Ming pada tahun 1644. Akan tetapi, dalam segi kebudayaan, tradisi, adat istiadat dan ilmu pengetahuan, Manchu belajar lebih banyak dibandingkan dengan budaya Tiongkok yang telah berkembang pesat.

Mereka bukan hanya sistem yang maju dari pejabat negara, tetapi juga ideogram Tiongkok, ritual mereka, adat istiadat dan bahkan ideologi dan agama. Setelah menaklukkan Tiongkok, Manchu mengagumi kebudayaan Tiongkok, akan tetapi mereka juga mempertahankan kebanggaan mereka pada akar budaya mereka sendiri.

Sebelum mereka menetap, pakaian bepergian adalah milik yang paling berharga bagi suku Manchu. Pakaian tersebut dibuat kebanyakan dari kulit binatang, yang dipotong sesuai untuk binatang tersebut untuk memaksimalkan penggunaan material.

Baju kekaisaran memiliki lengan baju yang berbentuk seperti tapal kuda dan juga kerah berat dan terpisah alat radisi Manchu. Karena suku Manchu mencari nafkah dengan berburu di daerah beriklim Timur Laut, mereka harus melindungi diri mereka dari cuaca dingin.

Suku Manchu memakai lengan melingkar yang dapat diletakkan di atas tangan, dan kerah berat terpisah yang bertujuan untuk melindungi para pemburu dari cuaca dingin dalam perjalanan panjang.

Akan tetapi, lengan baju tersebut pada akhirnya terbukti menjadi penghalang dalam kehidupan sehari-hari dalam istana. Para pejabat istana sering kali menggulung lengan baju mereka, dan hanya menurunkan lengan baju mereka jika ingin menyapa seseorang yang baru dikenal. Kebiasaan ini di mulai dari kaisar dan pejabatnya, dan akhirnya menyebar kesemua orang. Sehingga, menjadi kebiasaan orang Tiongkok untuk menggulung ke atas dan ke bawah lengan baju mereka, ketika menyapa orang asing.

* Gaun paling rumit di dunia

Sebelum gaun diizinkan untuk dipakai di tubuh Kaisar Tiongkok dari Dinasti Qing, diperlukan dua setengah tahun untuk mengerjakan dengan tangan oleh penjahit istana. Di dalam istana terdapat toko pakaian khusus untuk membuat baju.

Pola baju dan potongan dibentuk di tempat itu dan harus mendapat persetujuan dari kaisar dan juga pejabat tinggi istana. Kemudian, pola baju akan diberikan kepada pembuat sutera. Ketika kain telah selesai,  akan dipotong oleh para seniman dan diberikan kepada pihak ketiga untuk kemudian dijahit dan disulam.

Hanya benang yang paling bagus yang akan digunakan untuk menyulam, bahkan kadangkala sampai terbuat dari emas murni. Kaisar mempekerjakan 500 seniman untuk menyulam dan 40 orang seniman untuk membuat sulaman emas.

* Jubah untuk acara tertentu

Pakaian kaisar pada Dinasti Qing termasuk beragam gaun dan jubah. Terdapat jubah untuk perayaan, jubah khusus untuk upacara, pakaian bepergian dan pakaian untuk cuaca buruk, salju dan hujan, dan juga pakaian untuk kegiatan sehari-hari yang digunakan dalam tempat tinggal dan lingkungan pribadi.

Sesuai dengan kondisi cuaca, pakaian tersebut dibuat bergaris atau tidak, terbuat dari sutera, kulit atau katun.Warna yang dipilih untuk sesuai dengan pakaian kekaisaran. Salah satu warna yang digunakan untuk kaisar adalah kuning cerah, merah, biru dan biru muda.

Kuning digunakan sebagai warna untuk perayaan. Sedangkan tiga warna lainnya digunakan untuk upacara dalam tiga kuil utama: Kaisar akan menggunakan warna biru di Kuil Langit, merah di Kuil Matahari dan warna biru muda di Kuil Bulan. Dengan setiap jubah, kaisar juga akan menggunakan ikat pinggang dan topi yang sama.

Jubah Naga yang terkenal disulam naga emas. Jubah tersebut digunakan untuk perayaan khusus, dan kaisar menggunakan jubah tersebut hanya pada perayaan khusus pada hari baik.

Warna kuning digunakan untuk perayaan, sedangkan ketiga warna lainnya untuk pemujaan. Jubah upacara yang sederhana digunakan dalam berbagai perayaan seperti menikah, hari pemujaan dan juga Tahun Baru.

* Dua Belas Pola dari Jubah Naga

Gaun kekaisaran penuh dengan segala ornament berseni dan juga simbol tersembunyi untuk keberuntungan, dan imej naga mendominasi setiap kostum kekaisaran. Sebagai elemen penting dari Konfusianisme, naga melambvangkan kekuasaan kaisar.

Jubah Naga dapat memiliki sembilan naga, satu di setiap bahu, satu di punggung dan satu menutupi dada mulai dari atas hingga kebawah jubah, dan keempat lainnya mendekorasi bagian bawah jubah kekaisaran.

Jubah kaisar tidak hanya sebagai ornament dari Kaisar, juga berfungsi untuk membawa keberuntungan bagi rakyat. Selain dari naga, sebelas simbol pembawa keberuntungan lainnya juga ditemukan di jubah kaisar: 日 (rì) -- matahari, 月 (yuè) bulan dan 星辰 (xīngchén) - bintang-bintang, adalah tiga sumber cahaya; 群山 (qúnshān) – pegunungan, melambangkan perlindungan terhadap kekuasaan kaisar dari empat penjuru arah mata angin.

Sedangkan simbol  華虫 (huàchóng) - serangga, melambangkan kebijakan kaisar; 宗彝 (zōngyí) – secangkir anggur, melambangkan kejujuran, kesetiaan dan berbakti; 藻 (zăo) – rumput air, melambangkan kemurnian; 火 (huŏ) – api, melambangkan kejujuran; 粉米 (fĕnmĭ) – nasi melambangkan kemakmuran; 黼 (fŭ) – sebuah sulaman khusus dengan warna hitam dan putih sebagai simbol dari keteguhan dan ketegasan kaisar dan 黻 (fú) – sulaman lain dalam warna hitam dan hijau yang merupakan lambang lain dari kejujuran.

Simbol lain dari jubah kaisar adalah kelelawar merah yang jika dilafalkan akan berbunyi seperti "nasib baik yang berlimpah". Pakaian dalam bergambar samudra dan pegunungan yang terbentang sepanjang dunia, karena menurut tradisi Tiongkok, kaisar adalah "anak langit" yang memerintah terhadap seluruh dunia. [Jeni Wang / Semarang]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA