IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 27 April 2012

SEJARAH PERANG TIONGKOK: KAISAR HAN TAKLUKAN KOREA

Seiring dengan perkembangan sejarah, hubungan antara Tiongkok dengan Korea  kian erat. Mampu atau tidaknya kekaisaran Tiongkok menaklukkan Korea untuk tunduk, bahkan mampu tidaknya merentangkan kekuasaan politik hingga ke Semenanjung Korea, senantiasa menjadi patokan penting seberapa besar kekuatan kekaisaran Tiongkok di masa tersebut.

* Korea menolak tunduk

Awal era Dinasti Han, Korea tunduk pada Dinasti Han. Saat itu Wilayah Liao Timur  mengangkat Raja Korea Manchuria sebagai pejabat luar negeri, bertugas membantu Dinasti Han mengawasi Suku Barbar, memastikan keamanan di perbatasan.  Kemudian satu per satu negara kecil di sekitar perbatasan dikuasai Manchuria, kekuatan Korea semakin bertambah besar.

Kekaisaran Han yang telah memupuk kekuatan selama masa kekuasaan Kaisar Wen dan Jing juga kian kuat, hingga masa Kekaisaran Han Wu Di yang dikuasai Raja Liu Che, Dinasti Han pun makin agresif memperluas kekuasaan, pengendalian Dinasti Han terhadap Korea juga semakin diperketat. Tahun kedua berkuasa, Kaisar Han Wu Di mengirim pejabat utusannya She He ke Korea, memerintahkan Raja Korea untuk datang menghadap ke Tiongkok, akan tetapi perintah itu sama sekali tidak digubris.

Sebagai pejabat Dinasti Han, She He tidak bisa menerima penolakan oleh negara vassal Han, begitu tiba di wilayah perbatasan Han, She He membunuh pejabat Korea yang bertugas mengantarkannya. Setelah kejadian itu, Kaisar Han Wu Di bukan saja tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan mengangkatnya menjadi penguasa wilayah timur Liao Dong (sekarang Liaoning, Liaoyang).

Raja Korea memang tidak berniat untuk tunduk kepada Dinasti Han, ditambah lagi dengan dibunuhnya salah seorang pejabatnya, mana mungkin ia bisa menerima hal ini. Raja Korea, Wei Qu You, segera menyiapkan pasukannya untuk menyerbu Liao Dong, dan hendak membunuh She He. Sejak saat itu pecahlah perang Han dengan Korea.

* Gagal taklukkan Korea

Musim gugur tahun kedua, Wu Di merekrut para napi yang divonis hukuman mati untuk menjadi pasukannya menyerbu Korea, strateginya melancarkan serangan darat dan laut terhadap Korea. Angkatan Laut dipimpin Jenderal Yang Pu dengan 50.000 serdadu, berangkat dari Negara Qi (kini Shandong). Sementara Angkatan Darat dipimpin Jenderal Xun Zhi berangkat dari Liao Dong. Kedua pasukan menuju ibukota Korea sebagai sasaran.

Awal tahun ketiga, Jenderal Yang Pu lebih dulu tiba di ibukota Korea (sekarang sebelah selatan Kota Pyongyang, Korea Utara) dengan kekuatan 7.000 serdadu. Raja Korea Wei Qu You terus bertahan di benteng kota, kemudian Wei mendapat informasi bahwa sebagian besar pasukan Yang Pu belum tiba, kekuatannya saat itu sangat terbatas, serangan balasan segera dilancarkan. Yang Pu tidak mampu melawan, pasukannya tercerai berai. Yang Pu melarikan diri ke tengah hutan. Setengah bulan kemudian, Yang Pu mengumpulkan kembali sisa serdadunya yang berhasil melarikan diri.

Setelah memasuki Korea pasukan darat yang dipimpin Xun Zhi menyerang dari Peishui (kini Chungchon, Korea Utara). Serangan Xun Zhi juga mendapat perlawanan sengit, dan tidak berhasil menaklukkan lawannya.

* Perdamaian gagal dicapai

Karena kedua pasukannya tidak bisa memenangkan peperangan, Kaisar Han Wu Di kembali mengirim utusannya, Weishan, ke Korea dengan membawa pasukan dalam skala besar, untuk memaksa agar Raja Korea bersedia tunduk.

Raja Korea khawatir perang yang berkepanjangan akan menguras kekuatan Korea sehingga tidak mampu lagi bertahan, maka akhirnya ia setuju tunduk kepada Dinasti Han. Ia juga mengirim putra mahkotanya menyertai utusan Han itu kembali ke Negeri Han untuk berdamai, serta mempersembahkan 5.000 ekor kuda perang, berikut sepuluh ribu serdadu sebagai upeti.

Mungkin karena takdir, sebuah drama yang seharusnya ditutup dengan perdamaian,  akhirnya buyar dan perang kembali meletus akibat Han dan Korea saling tidak percaya. Penyebabnya, semua serdadu persembahan Korea membawa senjata, sehingga membuat Weishan dan Xun Zhi jadi curiga. Kedua pejabat Han ini memerintahkan putra mahkota Korea untuk tidak membawa senjata. Sang pangeran Korea juga khawatir dengan permintaan Weishan dan Xun Zhi. Ia curiga kedua pejabat Han itu akan membunuhnya, sehingga ia memerintahkan seluruh serdadunya untuk kembali ke Korea.

Setelah pangeran kembali ke Korea, Xun Zhi melancarkan serangan dan berhasil memenangkan peperangan dengan menaklukkan pasukan Korea di Peishui. Begitu pasukan ini tiba di ibukota Korea, pasukan Yang Pu di saat yang sama tiba dan bergabung dengan pasukan Xun Zhi. Keduanya mengepung kota, Xun Zhi mengepung sisi barat laut, sementara Yang Pu memimpin pasukannya mengepung dari arah selatan.

* Korea terbagi empat

Peluang untuk menang sudah di depan mata, namun justru di saat itu terjadi konflik internal pasukan Han. Pasukan angkatan laut yang dipimpin Yang Pu kehilangan keyakinan diri karena sebelumnya pernah kalah dan berniat damai dengan Korea. Sementara pasukan Xun Zhi justru pongah karena sudah menang, mereka tidak hanya berambisi untuk terus menyerbu, bahkan mulai meremehkan pasukan Yang Pu.  Karena adanya ketidak selarasan kedua pasukan dalam berperang, sehingga membuat kota itu tidak dapat ditaklukkan meski sudah berbulan-bulan dikepung.

Begitu Raja Korea mengetahui kedua pasukan Han tidak akur, segera menempuh strategi memecah belah. Di satu sisi, ia mengirim utusan dengan maksud menyerah pada Yang Pu, sementara saat utusan Xun Zhi datang untuk mengambil alih. Ia menolak untuk tunduk.

Karena Yang Pu sempat kalah sebelumnya, dan kini berpihak pada Korea, Xun Zhi menjadi curiga Yang Pu berniat melakukan pemberontakan, sehingga diam-diam ia melaporkan hal ini kepada Kaisar Han Wu Di. Mendengar hal ini, kaisar mengutus Prefektur Gong Sunzhu untuk menyelidikinya. Gong Sunzhu berpihak pada Xun Zhi, dan membunuh Yang Pu, tampuk pimpinan pasukannya diserahkan pada Xun Zhi.

Setelah itu, Xun Zhi memimpin kedua pasukan untuk terus melancarkan serangan. Para jenderal Korea seperti Xiang Luren, Xiang Hanyin, Nixi Xiangcan, Jenderal Wangjia, dan lain-lain takut Pasukan Han akan menghancurkan benteng, maka mereka menyerah pada Pasukan Han. Musim panas tahun ketiga, Nixi Xiangcan mengutus orang untuk membunuh Raja Korea dan menyerah tanpa syarat pada Han.

Dalam menaklukkan Korea, Kaisar Wu Di telah mengerahkan lebih dari seratus ribu serdadu, menghabiskan waktu 1 tahun. Setelah menaklukkan Korea, Dinasti Han membagi Korea menjadi 4 wilayah yakni Zhenfan, Lintun, Xuantu, dan Lelang. Ia terus memperluas kekuasaan ke arah Timur. Tahun yang sama, Kaisar Wu Di menaklukkan Suku Barbar, Loulan, dan Cheshi di wilayah Barat.

Wilayah kekuasaan Dinasti Han sampai saat ini mencakup hingga wilayah timur Xinjiang, luasnya daerah kekuasaannya belum pernah ada sebelumnya. [Susan Sie / Bandar Lampung]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA