Perlu dicatat, penemuan-penemuan Tiongkok zaman kuno yang bisa kita dapatkan sekarang ini hanyalah merupakan sebagian dari keberhasilan cemerlang dalam sejarah Tiongkok. Peradaban Pra Dinasti Qin (peradaban sebelum Dinasti Qin didirikan pada 221 SM) telah terjadi pemutusan besar dalam bidang kebudayaan karena peristiwa pembakaran buku besar-besaran oleh Kaisar Qin (dibaca: jin. Kitab yang sekiranya membahayakan tahta Qin dimusnahkan, termasuk buku tentang ilmu pengetahuan).
Ilmu ramalan tumbuh subur pada Dinasti Han (202 SM – 220). Di dalam buku ramalan itu, terdapat pula sejumlah besar ilmu pengetahuan alam, tapi demi kepentingan penguasa untuk memperkuat otokrasinya, buku-buku ramalan tersebut kemudian dilarang dan dimusnahkan oleh penguasa Dinasti Wei dan Jin (220 – 589), dengan demikian sejumlah besar penemuan iptek sebelum Dinasti Qin dan Han telah hilang tak terwariskan. Di bawah ini sebuah contoh pembuktian.
Pada 1 Maret 1994, galian patung no.2 dari patung-patung prajurit dan kuda yang dikubur mendampingi jenazah Kaisar Qinshihuang yang tersohor, mulai digali. Di dalam galian ditemukan sejumlah pedang perunggu dengan panjang 86 cm, pada bilah pedang terdapat 8 buah bidang pertemuan yang setelah diukur oleh para arkeolog menggunakan jangka lengkung, didapati selisih antara 8 sisi tajam setiap pedang tidak sampai sehelai rambut. 19 pedang perunggu yang telah tergali semuanya adalah demikian.
Struktur internal sejumlah pedang perunggu tersebut sangat halus dan padat, bilah pedang mulus berkilau, kurai poles pada sisi tajam pedang sangat halus, tekstur atau kembangannya rapi dan presisi. Mereka telah terkubur di dalam tanah selama 2.000 tahun lebih, ketika digali tetap cemerlang seperti baru dan luar biasa tajam.
Setelah dilakukan pengujian oleh para peneliti ditemukan, pada permukaan pedang terdapat selapis senyawa garam kromium setebal 10 mikron (1 micron = 0,001 millimeter). Namun yang mengherankan, kromium merupakan sejenis logam langka yang sangat tahan korosi, kandungan kromium di dalam tambang bumi sangat rendah, juga sangat tidak mudah diekstraksi.
Lagi pula kromium juga merupakan sejenis logam yang tahan suhu tinggi, titik leburnya mencapai 1.907 derajat. Yang lebih sukar dibayangkan lagi adalah, metode pengolahan oksidasi garam kromium tersebut merupakan teknologi canggih yang baru muncul pada zaman sekarang. Sebuah teknologi yang baru tercipta di Jerman pada 1937 dan disusul AS pada 1950, dan kedua negara itu telah mengajukan hak paten.
Akan tetapi, kejutannya tidak berhenti sampai di situ. Ketika membersihkan lubang galian no.1, peneliti menemukan sebuah pedang perunggu telah melengkung tergencet oleh sebuah patung tembikar seberat 150 kilogram. Tingkat kelengkungannya melebihi 45°. Di saat patung tembikar dipindahkan dari atas pedang, terjadi sebuah keajaiban yang mengejutkan, pedang perunggu yang relatif sempit dan tipis tersebut, dalam sekejab terpental menjadi lurus rata, pulih secara alami.
Shape memory alloy (bentuk memori logam campuran) yang didambakan oleh ahli metalurgi zaman kini, ternyata muncul di dalam makam zaman kuno yang berusia lebih dari 2.000 tahun.
Jika kita sekarang sudah dapat menguasai teknik tersebut dan diterapkan pada mobil, ketika penyok terjadi benturan, begitu dipanasi sedikit atau ditangani sebentar secara mekanikal, maka bentuknya akan segera kembali ke asalnya!
Kecanggihan kebudayaan kuno Tiongkok memperoleh pujian di seluruh dunia, walaupun Tiongkok setelah diperintah oleh PKT sejak 1949 para penelitinya belum memperoleh hadiah Nobel dalam bidang teknologi, namun terutama lembaga penelitian ilmiah di negara-negara asing masih tetap menyambut kehadiran mereka.
Lagi pula sejumlah fisikawan dari daratan Tiongkok begitu hengkang dari RRT, tak lama kemudian sudah memperoleh hadiah Nobel. [Teo Ai Ping / Jakarta]
Bersambung ...
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id