IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 18 April 2013

LEGENDA DELAPAN BENDERA

Sistem Delapan Bendera secara resmi dibentuk oleh Nurhachi, Taizu (Pendiri) dari Dinasti Qing. Awalnya, hanya ada empat bendera yang mewakili empat unit militer yang berbeda: Bendera Kuning, Bendera Putih, Bendera Merah dan Bendera Biru. Pada tahun 1614, sebuah keputusan untuk menyatukan semua faksi mengakibatkan adanya penambahan bendera yakni ditambahkannya Bendera Kuning Bertepi, Bendera Putih Bertepi, Bendera Merah Bertepi dan Bendera Biru Bertepi. Secara keseluruhan, bendera ini disebut Delapan Bendera dan mereka mengomando prajurit Manchuria, Mongolia dan Han. Ada cerita menarik di balik sistem bendera ini.

Salah satu cerita adalah sebuah legenda tentang Delapan Naga. Awalnya, Delapan Naga ini tidak mau bersatu. Mereka sering bertengkar satu sama lain untuk menunjukkan keunggulan diri dan merendahkan yang lain. Setelah Kaisar Langit mendengar hal ini, ia memanggil seorang Dewa dan berkata: "Seseorang di bumi mengeluh kepada saya. Karena matahari dan bulan selalu berbarengan, setengah dari Bumi menjadi selalu terang dan setengah lainnya selalu gelap. Hal ini tidak hanya membuat manusia merasa tidak nyaman, tapi juga membuat mereka kehilangan selera dan mengganggu tidur mereka. Tanaman juga menjadi layu. Karena manusia ingin matahari dan bulan dipisahkan, jadi saya memerintahkan kamu untuk memberitahu Delapan Naga untuk memecahkan masalah ini."

Setelah menerima perintah, masing-masing dari Delapan Naga berusaha untuk menyelesaikan tugas ini secara sendiri-sendiri. Mereka bersaing satu sama lainnya dan berusaha memisahkan matahari dan bulan sendiri, namun, tidak peduli seberapa banyak usaha yang mereka curahkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, mereka selalu gagal.

Setelah mereka masing-masing mencoba segala cara yang mungkin mereka lakukan, Raja Naga bertanya kepada mereka: "Kenapa kalian belum juga menyelesaikan tugas yang diberikan Kaisar Langit kepada kalian?"

Para naga bergegas mengatakan: "Matahari dan bulan terlalu berat untuk digerakkan. Terlepas dari seberapa banyak kekuatan yang kami kerahkan, kami tidak bisa mengatasinya. Bahkan jika kami melawannya, kami tidak bisa menghentikan mereka. Kami bahkan kadang-kadang terpental keluar."

Raja Naga bertanya: "Bagaimana cara kalian mengerjakan tugas ini?" Naga menjawab: "Kami masing-masing mencoba satu per satu."

Setelah mendengar hal itu, Raja Naga sangat marah dan seketika menegur mereka: "Kalian sangat bodoh. Kalian bahkan lebih payah daripada makhluk hidup di Bumi. Setidaknya mereka tahu bagaimana memindahkan Gunung Tai dengan kerjasama. Kalian bisa menyelesaikannya asalkan kalian semua bekerja satu sama lain. Masing-masing dari kalian dapat dengan mudah mematahkan satu batang anak panah, tetapi jika delapan anak panah diikat bersama-sama, apakah kalian bisa mematahkannya dengan begitu mudah? Alasan kegagalan kalian adalah karena satu tangan adalah terlalu lemah.

"Setelah mendengar hal ini, para naga tersadarkan dan segera menyatakan bahwa mereka akan bersatu. Mereka kembali ke Langit dan mulai bekerja sama satu sama lain. Mereka membentuk formasi yang mirip dengan huruf China untuk "Qing", yang terdiri dari delapan goresan, dengan setiap goresan mewakili seekor naga. Ujung tajam pada bagian atas huruf dibentuk oleh dua naga. Ketika mereka sepenuhnya saling bekerja sama satu sama lain, bagian atas seperti irisan tajam. Mereka menggunakan irisan tajam ini untuk memisahkan matahari dan bulan, dan keduanya kemudian segera terpisahkan. Setelah terpisah, matahari muncul lebih dulu daripada bulan.

Setelah menyelesaikan tugas ini, Delapan Naga merasa kelelahan dan mereka jatuh ke tanah. Pada saat itu, ada hembusan yang meniup setiap naga pada kain warna yang berbeda di tanah. Mereka kemudian melekat secara permanen pada masing-masing kain warna.

Delapan potong kain dengan desain naga inilah yang selanjutnya digunakan sebagai bendera militer pada masa Dinasti Qing. Karena warna delapan naga dan delapan potong kain adalah berbeda, masing-masing warna unit militer juga berbeda.

Karena Naga Putih, Naga Biru, Naga Kuning dan Naga Merah kebetulan masing-masing jatuh pada kain putih, kain biru, kain kuning dan kain merah, mereka kemudian masing-masing menjadi Bendera Putih,Bendera Biru, Bendera Kuning dan Bendera Merah.

Karena empat naga lainnya masing-masing jatuh pada kain kuning dengan bordir tepi merah, kain putih dengan bordir tepi merah, kain merah dengan bordir tepi putih dan kain biru dengan bordir tepi merah, mereka masing- masing menjadi Bendera Kuning Bertepi, Bendera Putih Bertepi, Bendera Merah Bertepi dan Bendera Biru Bertepi.

Setiap bendera berisi naga kecil dihiasi dengan awan dan api, melambangkan adegan pertempuran melawan Dinasti Ming. [Angelina Lim / Medan]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA