IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 09 April 2012

MENGUPAS AKSARA TIONGHOA (5): AKSARA 善 (SHAN)

Aksara Tionghoa 善 (shàn) terdiri dari ideogram (yáng) dan (yán), di mana (yáng) bermakna kambing, dan  (yán) bermakna "yang diucapkan", atau sebagai kata benda dari "kata/perkataan".

Kambing pada zaman Tiongkok kuno, menjadi kelengkapan tetap di setiap rumah tangga pada umumnya. Karena sifatnya yang penurut, maka menjadikannya hewan peliharaan favorit di peternakan.

Seekor kambing selalu mengembik, tak peduli tuannya merawatnya dengan baik atau buruk. Artinya, karakteristik kambing adalah bereaksi baik dalam segala situasi apapun. Maka orang  Tiongkok lantas membubuhkannya ke dalam piktograf aksara 善 (shàn) untuk "belas kasih".

Beberapa  agama, Termasuk agama Buddha, mempertimbangkan belas kasih ini menjadi salah satu prinsip utama dari sistem kepercayaan. Hal ini dapat dianggap empati terhadap sesama manusia. Buddha mengakui penderitaan orang lain dan berupaya untuk meringankan mereka. Itu berarti dia harus memikirkan orang lain terlebih dahulu sebelum memikirkan dirinya sendiri.

Buddha menganggap penderitaan orang lain lebih penting daripada diri sendiri. Eksistensi manusia sendiri berarti penderitaan; manusia dibatasi oleh tubuh fisik, dan berlangsung sampai usia tua, penyakit dan kematian. Dengan terus-menerus meningkatkan standar perilaku, dan asimilasi pada belas kasih, Buddha berharap dapat mengakhiri penderitaan duniawi. Tujuannya adalah untuk mencapai pencerahan dan kembali ke asalnya.

Kebalikan dari 善 (shàn) digambarkan dalam simbol 惡 (è) yang berarti kejahatan. 惡 (è) terdiri dari dua piktograf 心 (xin) hati atau pikiran, dan 亞 (yà) kelemahan atau rendah diri.  心亞. (xin yà) kombinasi  dari aksara tersebut berarti "pikiran yang lemah". Kejahatan, oleh orang Tiongkok kuno dianggap  tanda kelemahan yang berasal dari pikiran.

Sebaliknya, mereka yang menunjukkan belas kasih menunjukkan kekuatan batin sejati mereka, meskipun ada yang mungkin mencaci ataupun menghina mereka. [Yenny Jie / Palangkaraya]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA