IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 08 Mei 2012

MENGUPAS AKSARA TIONGHOA (8): AKSARA 壞(HUAI)

Aksara Tionghoa 壞 (Huài) bermakna buruk, jahat atau keji, merupakan kebalikan dari kebaikan. Aksara ini  berasal dari simbol 敗 (Bài) yang bermakna busuk atau rugi, dikombinasi dengan simbol 土 (Tŭu) yang berarti tanah. Tanah dan busuk telah dihubungkan arti dalam tradisi Tiongkok, karena hal-hal yang busuk, berjamur, dan bernanah akhirnya kembali ke tanah.

Menurut mitologi Tiongkok, Dewi Nu Wa menciptakan manusia dari tanah. Seperti peribahasa Tiongkok yang mengatakan kepada kita, bahwa orang mati hanya akan menemukan kedamaian setelah mereka kembali ke tanah.

Simbol 褱 (Huái) ada disebelah kanan dari aksara, dan terdiri dari tiga ideogram, 十 (Shí), 四 (Sì), dan  衣 (Yī). 四 (Sì)mengacu pada nomor empat, dan juga seperti aksara untuk 'mata', 目 (Mù), yang ditulis secara horisontal. 十 (Shí) adalah nomor 10, dan dalam bahasa Tiongkok kuno menganggap alam semesta ini memiliki sepuluh penjuru. Seperti tercantum dalam pelajaran ketiga dan keempat dari artikel ini, kombinasi 十 (Shí) dan 目 (Mù) menunjukkan semua melihat mata  Dewa, dan kesempurnaannya. 衣 (Yī) ideogram ketiga, adalah simbol untuk pakaian.

Ketiga ini dikombinasikan tercipta 褱 (Huái), yang berarti bahwa Dewa mampu melihat melalui penampilan luar manusia. Apa yang mereka lihat kemudian diwakili oleh sisi kiri 壞 (Huài), yang mana 土 (Tŭ) bermakna tanah.

Tuangkan pikiran kita kembali ke awal, tanah juga dikaitkan dengan membusuk atau pembusukan. Aksara  壞 (Huài) memberikan sekilas kepercayaan tradisional Tiongkok, yang hanya Dewa yang bisa membedakan apa yang busuk, jahat, atau buruk.

Mereka berpikir bahwa hanya makhluk bertaraf tinggi yang mampu membedakan antara baik dan buruk dalam diri manusia. Manusia tidak sederajat dengan Tuhan, tidak dapat melihat keluar  dari lingkup untuk melihat hal yang sesungguhnya. [Winda Ong / Bengkulu]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA