IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 26 Januari 2012

SEJARAH PERANG TIONGKOK: ZHOU LU

Perang Zhuo Lu boleh dibilang adalah perang dengan skala besar nan sengit di dalam sejarah Tiongkok. Juga bisa dikatakan adalah sebuah pertarungan adu kecerdikan dan kekuatan antara Huang Di dan Chi You. 

Tercatat di dalam kitab sejarah, 4.600 tahun yang lalu, pada zaman kaisar Yan Di, Shen Nong Shi, para adipati/raja kecil saling mengagresi dan mencelakakan rakyat jelata, namun kaisar Yan tak kuasa mengirim bala tentara untuk menghukum mereka. Maka Huang Di seringkali mengirim pasukan mengekspedisi para adipati yang lalai mengirim upeti. Namun, Chi You berperangai brutal, kala itu untuk sementara Huang Di tak berdaya untuk menghukumnya.

Chi You adalah pimpinan suku Jiu Li, yang sebetulnya berasal dari Tiongkok selatan, kemudian kekuasaannya semakin berkembang dan berekspansi ke arah utara hingga mencapai wilayah Tiong Goan (Dataran Tiongkok tengah, Tiongkok Pusat secara geografis maupun kebudayaan).

Chi You pada mulanya bentrok dengan suku Yan Di. Chi You berkoalisi dengan manusia-manusia raksasa yakni suku Kua Fu dan orang-orang dari suku San Miao serta mengepung Yan Di, dilanjut dengan menduduki wilayah yang ditinggali suku Yan Di di Jiu Zhou. Oleh karena itu Yan Di memohon bala bantuan Huang Di yang kemudian menyerang ke timur dan bertemu dengan suku Chi You di padang ilalang Zhuo Lu (kini kabupaten Zhuo Lu, Propinsi Hebei).

Bala tentara Chi You selamanya tersohor dengan keberanian dan kepiawaiannya dalam berperang, ditambah lagi mereka terampil membuat persenjataan, senjata tembaga yang mereka pergunakan kokoh dan tajam tak ada bandingannya, ditambah pula Chi You telah mengumpulkan 72 suku, untuk sesaat kewibawaannya demikian besar. 

Bila diperbandingkan, kekuatan pasukan Huang Di terlihat lebih lemah setingkat, untuk sesaat mereka berada pada posisi defensif. Chi You mengandalkan kondisi jumlah pasukan yang lebih unggul dan persenjataan lebih moderen, sama sekali tidak respek terhadap pasukan Huang Di, dengan percaya diri penuh mereka sering mengambil inisiatif menyerang.

Menghadapi pasukan Chi You yang besar, Huang Di lantas memimpin pasukan klan marga yang berjulukan: beruang, beruang coklat, serigala, macan tutul, rajawali, naga, burung hantu dan lain sebagainya, menyerang Chi You.

Huang Di hendak menggunakan cara cerdik dalam meraih kemenangan dan menggunakan metode "Naga menyimpan air" untuk menghadang pasukan besar Chi You. Yakni menggunakan kondisi geografis pada hulu sungai, membangun bendungan guna mengumpulkan air, untuk menghadang Chi You.

Namun Chi You bukanlah orang sembarangan, ia mengundang bantuan penguasa angin dan hujan, dalam sekejap langit berubah gelap gulita dan halilintar menyambar, dan buyarlah siasat Huang Di dengan formasi air-naga.

Kemudian, Huang Di mengultivasi akhlak, membangkitkan prajurit, mengultivasi moralitas diri sendiri, menyelaraskan diri dengan hukum alam, mengajarkan bercocok tanam kepada rakyatnya dan menentramkan mereka, ditambah lagi sepertinya Huang Di dibantu oleh para dewata, dan berhasil menciptakan kereta kompas untuk mengenali arah mata angin.

Di bawah dukungan suku Xuan Nu, dengan menggunakan keunggulan cuaca, seketika angin topan menderu dan pasir debu beterbangan, memerintahkan para serdadu memainkan trompet kombinasi genderang besar dan kecil, sehingga pasukan Chi You merasakan kekalutan dan kegelisahan.

Menggunakan kekacauan ini, Huang Di berorientasi dengan kereta kompas, akhirnya ia dengan sukses memimpin pasukannya keluar dari kabut pekat. Melalui tiga kali bentrok fisik di Zhuo Lu, pada akhirnya Huang Di meraih kemenangan di padang ilalang Ji Zhou (Kini sekitar propinsi Hebei) dan berhasil memusnahkan Chi You. 

Perang di Zhuo Lu boleh dibilang adalah perang paling awal pada zaman Tiongkok kuno. Di dalam perang Zhuo Lu, ahli sejarah menyebutnya sebagai: "Quan Yuan Shi mengultivasi akhlak membangkitkan prajurit" adalah poin krusial dalam meraih kemenangan akhir.

Sebaliknya, Chi You meskipun berpasukan jauh lebih kuat, suatu ketika memiliki kans untuk menang, tetapi  sombong, akhirnya mencicipi buah pecundang.

Huang Di memiliki akhlak arif, memiliki strategi yang cerdik dan berani, sesudah perang usai, ia diangkat sebagai pimpinan oleh berbagai suku bangsa, juga telah mengokohkan sebagai posisi leluhur suku bangsa Tiongkok. [Anastasia Kang / Dumai]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA