IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 22 Juni 2012

MENGENAL GEREJA TUA BERSEJARAH YANG DIKUNJUNGI WARGA TIONGHOA

Ada banyak gereja yang menjadi peninggalan bersejarah di ibukota. Dalam merayakan ulang tahun Jakarta kali ini, ayo kunjungi 6 gereja bersejarah di ibukota yang memiliki nilai sejarah hingga arsitektur yang unik.

Ratusan tahun silam, Jakarta sudah menjadi pusat peradaban dan lalu-lalang para pedagang. Tak heran, ada banyak peninggalan dari banyak negara yang masih merekat di kota ini. Disusun detikTravel, Jumat (22/6/2012), inilah 6 gereja tua nan bersejarah di Jakarta. Anda bisa mengenalinya lebih dekat dan beribadah dengan khidmat di sana:

1. Gereja Katedral

Gereja yang terletak di tengah kota ini, merupakan salah satu peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Arsitekturnya penuh nuansa khas Eropa. Tidak hanya itu, letaknya yang berada di dekat Masjid Istiqlal, menjadikan betapa indahnya kerukunan antar dua umat beragama.

Gereja Katedral mempunyai nama resmi yaitu Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Gereja ini berada di Jl Katedral No 2, Jakarta Pusat. Gereja Katedral diresmikan pada tahun 1901 dengan rancangan Pastor Antonius Dijkmans.

Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei. Menara ini dibuat dari besi. Bagian bawah menara didatangkan dari Belanda dan bagian atas dibuat di Batavia. Selama lebih dari seratus tahun gereja ini banyak mengalami kerusakan, namun upaya umat dan pastur untuk menjaga dan merawat gereja Katedral ini terbukti hingga sekarang.

2. Gereja Tugu

Terletak di Utara Jakarta, Gereja Tugu merupakan peninggalan dari Portugis. Gereja ini terletak di Kampung Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, dan menjadi salah satu dari 12 destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara. Gereja Tugu dibangun pada sekitar tahun 1676-1678 oleh orang Portugis.

Gereja ini pun memiliki cerita sejarah yang panjang. Gereja Tugu sempat hancur dan dibangun kembali. Pada tahun 1737, dilakukan renovasi yang pertama oleh pendeta Belanda, Van De Tydt dan pendeta Portugis, Ferreira d'Almeida. Kemudian, tahun 1740 gereja Tugu hancur karena terjadinya peristiwa Pemberontakan Tionghoa (Cina Onlusten) lalu empat tahun kemudian, pada 1744, gereja itu dibangun kembali dan pada 1748 diresmikan oleh pendeta JM Mohr.

Gereja ini mempunyai luas 1,5 hektar. Uniknya, di bagian depan gereja terdapat kuburan orang Portugis. Saat menjelang Natal, biasanya orang-orang keturunan Portugis yang masih tinggal di wilayah Tugu membersihkan kuburan leluhur mereka.

3. Gereja Sion

Saat melihat Gereja Sion, Anda akan melihat bangunan dengan gaya Eropa yang sangat khas. Dengan pintu-pintu dan jendela besarnya, gereja ini juga menjadi warisan dari zaman Belanda.

Gereja Sion terletak di Jl Pangeran Jayakarta, tepatnya di persimpangan antara Jl Mangga Dua dan Jl Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat. Gereja ini dibangun oleh orang Belanda untuk memberikan tempat ibadah bagi para tawanan Portugis yang dibawa dari Malaya dan India. Tak heran, orang-orang Belanda menamakan gereja ini dengan nama Portugeesche Buitenkerk, atau dalam bahasa Indonesia yaitu gereja Portugis di luar kota.

Di pintu barat gereja terdapat 11 makam kuno dengan batu nisan besar khas zaman Belanda. Kesebelas nisan makam ini dipasang secara mendatar. Bahkan, bahan nisan terbuat dari bahan batu yang didatangkan dari India.

4. Gereja Ayam

Dinamakan Gereja Ayam, karena di atas bangunan gereja terdapat petunjuk arah mata angin yang berbentuk ayam. Nama gereja, yang disebut Gereja Ayam, ini adalah Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB). Gereja peninggalan zaman kolonial Belanda ini berada di Jl H Samanhudi No 12, di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Gereja ini dibangun antara tahun 1913 dan 1915 oleh Ed Cuypers dan Hulswit. Bangunan gereja ini perpaduan antara gaya arsitektur Italia dan Portugis. Begitu banyak peninggalan benda bersejarah yang memiliki nilai tinggi di gereja ini. Salah satunya adalah Alkitab tua cetakan tahun 1855 yang tebalnya lebih dari 20 sentimeter dan diperkirakan berumur satu abad. Alkitab bersampul kayu ini hanya ada dua di dunia dan didatangkan langsung dari Belanda.

Nama ayam ternyata mempunyai arti lain yang lebih dari sekedar penunjuk arah mata angin. Pembuatan simbol ini diambil dari salah satu ayat dalam Injil yang mengisahkan penyangkalan Yesus sebagai Tuhan oleh muridnya, Petrus, sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok. Simbol ini juga untuk mengingatkan umat Kristen untuk tidak menyangkal Tuhan.

5. Gereja Immanuel

Satu lagi gereja bersejarah di Jakarta, yaitu Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir, di Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Gereja ini pun menjadi peninggalan dari zaman Belanda. Dengan pilar-pilar raksasa dan taman yang hijau, arsitekturnya tidak jauh dengan bangunan gereja-gereja di Eropa.

Gereja Immanuel dibangun pada tahun 1835 dan proses pembangunanya memakan waktu 4 tahun. Bangunan gedung gereja ini sangat indah dan bersejarah. Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah.

Karena keindahan gereja ini, tidak sedikit setiap pasangan calon suami istri mengadakan ibadah pernikahan di Gereja Immanuel. Arsitektur gaya roman klasik yang khas Eropa juga membuat gereja ini pernah dijadikan lokasi syuting film Warkop DKI 'IQ Jongkok' untuk membuat tiruan adegan Dono menikah gaya Pangeran Charles di Inggris.

6. Gereja Santa Maria De Fatima

Berbeda dengan gereja-gereja lainnya, Gereja Santa Maria De Fatima memiliki nuansa oriental. Gereja ini pun memiliki bentuk bangunan yang berbeda dari gereja-gereja pada umumnya.

Gereja ini terletak di Jl Kemenangan III, Jakarta Barat. Gereja Santa Maria De Fatima dilindungi undang-undang sebagai Cagar Budaya pada tahun 1972 karena arsitekturnya masih mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan. Bangunan gereja Santa Maria De Fatima tidak berbentuk gedung, melainkan rumah. Awalnya, gereja ini adalah rumah dari seorang Tionghoa. Hingga pada tahun 1950, seorang pastur membeli rumah tersebut dan menjadikannya gereja.

Gereja Santa Maria de Fatima dibuat untuk mengajarkan agama Katolik pada orang-orang Hoakiau (Cina Perantauan). Selain gereja, di tempat ini juga terdapat sekolah dan asrama. Bahkan, gereja ini memberikan misa dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Mandarin, pada waktu yang berbeda.

Itulah 6 gereja bersejarah di ibukota. Selain menggagumi arsitektur dan sejarahnya, jangan lupa beribadah dan merayakan Natal di gereja-gereja tersebut. Selamat ulang tahun Kota Jakarta dan mari mengenal peninggalan-peninggalan bersejarahnya dari dekat. [Yanti Ng / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA