Menurut kepercayaan Tiongkok kuno, pertama kali dan terutama orang memerlukan gizi, dan setelah itu, pendidikan. Ini adalah keyakinan yang berkaitan dengan pemahaman mereka akan alam. Misalnya, bayi yang baru lahir membutuhkan nutrisi dari ASI: (母乳, Mŭ Rŭ), dan pendidikan harus dimulai pada saat anak masih usia dini (孺子, Rú Zi).
Karena itu 儒 (Rú) mencerminkan tidak hanya menjadi kebutuhan seseorang, tetapi juga diucapkan sama dengan 乳 (Rŭ) atau ASI. Dalam konteks ini, orang Tiongkok melihat bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan seorang anak seperti air susu ibu.
儒 (Rú) juga mengacu pada ajaran Konfusius (551 SM - 479 SM), yang menjadi salah satu filsuf paling terkenal dan berpengaruh dari Tiongkok kuno. Konfusianisme pada intinya berisi pikiran-pikiran dari: 仁 (Rén) kemanusiaan; 禮 (Lĭ) ritual; 中庸 (Zhōng Yōng) jalan tengah, dan 教 (Jiào) serta 學 (Xué), yang mengacu pada pengajaran dan pembelajaran, mencakup topik seperti politik, etika, moralitas, dan pendidikan. 仁 (Rén) atau kemanusiaan adalah ajaran inti dari Konfusianisme, dan menghadirkan seluruh ajaran Konfusianisme.
Konfusius berkata: "仁 (Rén) adalah benar-benar untuk mengasihi atau mencintai orang-orang."
Secara khusus, 仁 (Rén) berisi lima atribut, yakni: "rasa hormat, toleransi, ketergantungan, perasaan atau kesanggupan dan kemurahan hati." 禮 (Lĭ) ritual, menurut Konfusius, adalah kode etik setiap orang yang harus diikuti, mulai dari kaisar sampai petani. Ini terdiri dari keselarasan spiritual batin, serta bentuk luarnya.
中庸 (Zhōng Yōng) jalan tengah, berarti mengakui bahwa dalam berhubungan dengan dunia dan segala isinya, orang tidak boleh pergi ke arah yang ekstrem. Konfusius berkata: "Pembelajaran tanpa keengganan, pengajaran yang tak putus-putusnya." [Teo Ai Ping / Jakarta]