IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 03 Juli 2012

MENGUPAS AKSARA TIONGHOA (17): AKSARA 夫 (FU)

Aksara 夫 (Fū) di Tiongkok, terutama dihubungkan dengan aksara 丈夫 (Zhàng Fū), yang bermakna suami, pasangan, dan terdiri dari dua ideogram yaitu 大 (Dà) dan 一 (Yi). 大 (Dà) artinya besar, karena berbeda dengan wanita, seorang pria harus selalu lebih besar dalam imajinasi masyarakat Tiongkok.

Aksara Tionghoa 一 (Yi) awalnya berarti nomor satu, tetapi dalam melambangkan hubungannya dengan 大 (Dà), adalah sebagai jepit rambut, yang selalu dikenakan oleh kaum pria tradisional. Rambut panjang di Tiongkok kuno, seperti di banyak negara lainnya, tidaklah lazim bagi kaum pria. Bukan hanya wanita yang berpikir bahwa rambut adalah benda milik yang berharga, tetapi pria merawat rambut mereka juga.

Dengan demikian, ada banyak gaya rambut. Sering kali, berdasarkan gaya rambut, orang dapat mengenali posisi sosial orang tersebut. Petani dan pekerja sering mengikat rambut mereka ke atas karena sering bekerja keras secara fisik. Oleh karena itu, mereka sering kali memakai gaya sanggul, yang dipasangkan bersama dengan jepit rambut.

Aksara kedua 丈 (Zhàng) adalah penambahan dan penekanan kesan maskulin, serta satuan panjang dari tiga setengah meter. Jadi 丈 (Zhàng) menunjukkan ukuran dan kekuatan dari suami. Aksara 夫 (Fū) pada dasarnya mencerminkan sikap Orang Tiongkok kuno dan setara dengan aksara yang saat ini digunakan 男 (Nán). Aksara 男 (Nán) terdiri dari tanda 田 (Tián) untuk ladang dan 力 (Lì) untuk kekuatan. Seorang suami itu harus menjadi besar dan kuat karena ia harus menumbuhkan ladang atau lahan pertanian untuk memberi makan keluarganya.

Sangat membingungkan bagi para pelajar bahasa mandarin yang non penduduk asli, sebab 夫 (Fū) juga terlihat sangat serupa untuk banyak aksara Tionghoa lainnya, seperti 天 (Tiān), 夭 (Yāo), 矢 (Shǐ), 末 (Mò), 未 (Wèi), dan 失 (Shī). Banyak dari mereka yang berkisar pada aksara 大 (Dà), tetapi semua memiliki makna sendiri-sendiri. [Teo Ai Ping / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA