IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 21 Oktober 2012

TEORI MENGENAI MASAKAN CHINA

Masakan China adalah salah satu masakan yang paling beragam dan tercanggih di dunia, hal ini dikarenakan luasnya negara China, kebudayaan, sejarah masa lalu dan juga penduduknya yang banyak.

* Konsep yin dan yang dari masakan China dan teori lima elemen.

Masakan China adalah salah satu masakan yang paling beragam dan tercanggih di dunia, hal ini dikarenakan luasnya negara China, kebudayaan, sejarah masa lalu dan juga penduduknya yang banyak. Secara tradisional, terdapat juga kompleksitas di belakang setiap masakan yang berdasarkan pada hokum alam dan juga tata krama.

Salah satu karakteristik utama dari masakan tradisional China adalah menggunakan teori "yin dan yang" sebagai pertimbangan dalam mempersiapkan masakan. Secara singkat, teori yin dan yang menyebutkan bahwa fenomena alam memiliki hubungan yang berkebalikan dan saling menutupi satu sama lain. Secara umum, masakan yang mengandung banyak air disebutkan sebagai "bersifat dingin" atau yin. Jenis masakan tersebut kebanyakan direbus atau dikukus. Makanan yang memiliki banyak energy, secara khususnya lemak, disebutkan sebagai "bersifat panas" atau yang. Jenis masakan tersebut kebanyakan digoreng atau dibakar.

Menurut teori, diet yang disertai dengan keseimbangan antara yin dan yang akan membantu mencegah penyakit dan juga permasalahan emosi. Teori itu juga percaya bahwa anda harus makan makanan "bersifat dingin" ketika cuaca sedang panas dan makanan "bersifat panas" ketika cuaca sedang dingin. Teori dasar lainnya dari masakan China adalah teori lima elemen. Disebutkan bahwa semua materi dalam alam semesta ini adalah berasal dari lima elemen dari api, tanah, logam, air dan kayu. Dari teori ini muncullah ide adanya lima rasa – rasa pahit, manis, pedas, asin dan asam.

Rasa ini juga terbagi menjadi yin dan yang. Makanan manis dan pedas dianggap sebagai yin, sedangkan masakan pahit, asam dan asin dianggap sebagai yang. Lima elemen ini juga berkaitan dengan warna merah, kuning, putih, biru dan hijau, yang juga dipertimbangkan ketika memilih bahan-bahan masakan.

Faktor lain yang juga dipertimbangkan dalam persiapan, seperti karakteristik dari masakan – bau, rasa dan secara khususnya nilai gizi. Sarjana China Yi Yin dari Dinasti Shang menghubungkan lima organ utama dari tubuh (hati, limpa, paru-paru, ginjal dan kantung empedu) dengan lima rasa, karena dipercaya bahwa setiap masakan mengandung property khusus untuk menjaga kesehatan dan keharmonisan dari tubuh. Menurut kebiasaan tradisional China, makanan selalu dikaitkan dengan kondisi spiritual dan fisik dari manusia.

Ketika berbicara tentang duduk dan makan, seperti halnya dunia Barat, orang China juga memiliki kebiasaan sendiri. Sebagai contohnya, meja makan hampir selalu berbentuk bulat dan tempat duduk untuk setiap anggota keluarga dan tamu telah ditetapkan. Tamu kehormatan selal duduk menghadap ke pintu masuk dan berlawanan dengan tuan rumah, yang hampir selalu duduk dengan punggung membelakangi pintu. Hal ini akan memberikan keleluasaan bagi tuan rumah untuk dekat ke dapur sehingga dia dapat membawa makanan ke meja lebih cepat.

Tamu akan memilih sumpit terlebih dahulu, tetapi tuan rumah yang makan terlebih dahulu. Sumpit secara umumnya terbuat dari kayu, tetapi ada juga yang terbuat dari material lain seperti gading gajah dan perak. Sup tidak dihidangkan sebagai makanan pembuka, selayaknya di belahan dunia barat, tetapi sebagai makanan terakhir. Sendok yang digunakan untuk sup terbuat dari keramik, dengan bagian punggungnya rata. Perbedaan lainnya yang nyata adalah makanan manis (desert) bukanlah kebudayaan China, karena masakan manis, seperti buah-buahan telah digunakan dalam hidangan utama.

Di balik setiap piring makanan China adalah keseluruhan budaya kearifan leluhur. Sementara tamu asing tidak diharapkan untuk mengetahui semua tradisi yang terkait dengan masakan China, tetapi dengan menunjukkan keperdulian dari beberapa tradisi menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah. [Novita Lim / Padang] Sumber: Erabaru

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA