IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 06 November 2012

SEJARAH GU ZHENG - KECAPI TIONGKOK

Kecapi Tiongkok, atau Gu Zheng, merupakan salah satu instrumen Tiongkok tertua. Menurut catatan sejarah, Gu Zheng pertama kali ditemukan pada masa Dinasti Qin (221-206 SM). Itulah mengapa Gu Zheng juga memiliki nama lain dalam bahasa Tionghoa, Qin Zheng.

Gu Zheng adalah instrumen senar. Saat ini, jenis yang paling umum dari Gu Zheng memiliki 21 senar, tetapi ada juga yang memiliki 26 dan 16 senar. Sepanjang sejarah, ada banyak variasi, dan beberapa dari mereka dibawa ke negara-negara tetangga Tiongkok. Dinasti Tang (618-907) merupakan zaman keemasan budaya Tiongkok, yang berkembang hingga ke negara-negara lain.

Selama Dinasti Tang, Jepang mengirimkan kelompok musisi untuk belajar memainkan Gu Zheng dari master Tiongkok. Para musisi ini kemudian kembali ke Jepang setelah keterampilan mereka matang dan memperkenalkan Gu Zheng kepada keluarga kerajaan Jepang.

Terdapat banyak penggalan musik terkenal yang ditulis untuk Gu Zheng dalam fase yang berbeda dari sejarah Tiongkok. Ketika saya belajar bermain instrumen, penggalan pertama yang diajarkan adalah "Gunung Tinggi - Air Mengalir" atau Gao Shang Liu Shui dalam bahasa Tionghoa.

Karya ini harus dimainkan bersama oleh dua pemain Gu Zheng, dimana salah satunya bermain lembut sehingga musik menyerupai air sungai yang mengalir, sementara yang lain bermain dengan kesan agung sehingga menyerupai sebuah gunung yang tinggi.

Berbeda dengan biola, yang dimainkan dengan busur, Gu Zheng dimainkan dengan memetik senar dengan kedua jari dan kuku yang panjang. Pada zaman kuno, pemain Gu Zheng semuanya memiliki kuku yang tampak panjang alami dan halus rapi.

Ketika saya mempelajari instrumen ini, saya harus menunggu dengan sabar sebelum saya diizinkan untuk mengikat kuku palsu ke jari-jari saya dengan bantuan perban. Pemula pertama-tama harus belajar untuk memetik senar dengan jari-jari mereka sehingga mereka dapat terbiasa menggunakan kekuatan dan posisi yang tepat untuk memetik.

Guru saya juga menekankan posisi duduk yang baik, konsentrasi, dan memiliki ketenangan hati serta tekad yang kuat ketika kami berada di kelas. [Angela Wang / Surabaya] Sumber: Epochtimes

PESAN DARI ADMIN

Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA