IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 05 November 2012

HUANG DI (2): MENCIPTAKAN FONDASI KEBUDAYAAN BAGI MANUSIA

Saat itu, walaupun Yan Di pernah dikalahkan oleh Chi You, tetapi kekuatan sebenarnya masih ada. Ia merasa tidak puas dengan terpilihnya Huang Di sebagai pemimpin utama, maka Yan Di ingin merebut kembali posisi kedudukannya semula. Tidak lama kemudian ia menggerakkan pasukan untuk merebut kekuasaan, dua pemimpin Yan dan Huang terlibat bentrok.

Perang menentukan terjadi di padang Ban Quan. Melalui beberapa peperangan dahsyat, akhirnya Yan Di mengalami kekalahan. Sejak saat itu, posisi Huang Di sebagai pemimpin negeri akhirnya dikokohkan. Huang Di dengan status sebagai Putera Langit, segera mengirimkan pasukan bersenjata untuk menumpas suku-suku yang tidak mau takluk.

Setelah dua suku besar Chi You dan Yan Di ditaklukkan Huang Di, peperangan di daratan Tiongkok pun berhenti. Huang Di memimpin era Tiongkok baru (pada saat itu) memasuki masyarakat dengan "sandang-pangan-papan serba tercukupi".

Pada zaman Huang Di, manusia dan Dewa hidup bersama di dunia. Di bawah kepemimpinannya, penemuan-penemuan agung bermunculan seperti: Kalender, ilmu falak, lima elemen Yin dan Yang, 12 Shio, kronologi 6 dekade, aksara, melukis, mengarang, irama musik, alat musik, obat-obatan, tata cara bersembahyang, ritual pernikahan dan kematian, makam, tungku sembahyang, kuil, peramalan dan lain sebagainya.

Bersamaan itu, Huang Di juga membangun sistem ketata-negaraan zaman kuno:

Pembagian sistem teritorial: 8 keluarga sebagai 1 Jin, 3 Jin menjadi 1 Lin (setara dengan RT di Indonesia), 3 Lin menjadi 1 Peng (setara dengan RW), 3 Peng menjadi 1 Li (setara dengan kecamatan), 5 Li menjadi 1 Yi (setara dengan kota), 10 Yi menjadi 1 Du (setara karesidenan), 10 Du menjadi 1 Shi (setara kabupaten), 10 Shi menjadi 1 Zhou (setara provinsi), seluruh negeri terdiri dari 9 Zhou.

Pembagian sistem jabatan: kaisar dibantu oleh 2 menteri besar yang mengawasi seluruh negara bagian. Dibantu oleh 120 jabatan eksekutif yang memerintah seluruh negeri. Untuk para pejabat di setiap tingkatan diterapkan "6 larangan berat", "berat" berarti keterlaluan. Yakni: Larangan berfoya-foya, larangan bermain perempuan, larangan berbusana terlalu mewah, larangan memakai wewangian berlebihan, larangan makan-minum berlebihan, larangan menyimpan harta berlebihan."

Dengan jelas menentukan para pejabat negara harus hidup hemat dan sederhana, melenyapkan budaya berfoya-foya. Mengemukakan kebajikan mengatur negara, meningkatkan moral untuk memakmurkan negara, kebijakan moralitas diterapkan ke seluruh negeri, rakyat dan pemerintah sama-sama meningkatkan moralitas, semua tindakan berdasarkan kebajikan, perbaikan moral untuk menegakkan keadilan, terutama dengan mendirikan jabatan yang diberi nama "pejabat 9 moralitas", mengajarkan kepada rakyat 9 pelaksanaan, menggalakan keadilan dan belas kasih, tren moralisasi ke seluruh negeri. Bersamaan itu juga mendirikan sistim hukum pidana.

Kaisar Kuning yang agung, bersamaan dengan peningkatan kualitas kebudayaan rakyatnya, produk pertanian seluruh negeri juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Model atau bentuk manajemen ekonomi pertanian yang diciptakan oleh Huang Di, walau pada masyarakat abad ke-21 sekarang ini masih bisa terlihat gaungnya.

Sebelum zaman Huang Di, tanah sawah tidak ada batasannya, pertanian kacau balau. Untuk menghindari pertikaian, Huang Di mengukur luas sawah dengan dimensi langkah. Tanah di seluruh negeri dibagi dan diatur kembali, "sistim petak sawah" terlahir pada zaman Huang Di. Ia membagi tanah sawah menjadi bentuk aksara #, bagian tengah dimiliki pemerintah, delapan petak sawah disekitarnya sebagai "sawah pribadi" yang dikelola bersama 8 keluarga. Hasil dari tanah sawah di tengah diserahkan kepada pemerintah.

Disaat itu, mereka telah mengerti bercocok tanam menurut musim pembudidayaan, secara tepat waktu menebarkan benih padi-padian, menciptakan alu dan lumpang, membuka tanah perkebunan, menanam buah dan sayur-sayuran secara luas, menanam pohon murbei untuk memelihara ulat sutera, menjinakkan hewan liar dijadikan ternak dan unggas, serta melakukan penggembalaan.

Di dalam proses pendirian dan perkembangan dinasti kekaisaran Huang Di, ia pribadi adalah seorang tokoh yang sangat pandai dan terampil. Ia menguasai ilmu perbintangan, juga telah menetapkan kalender paling awal Tiongkok, menciptakan kendaraan, perahu serta kereta petunjuk arah selatan (yang akhirnya berkembang menjadi kompas). Ia juga mahir dalam ilmu kedokteran, bersama-sama dengan tabib sakti Qi Bo meneliti seperangkat cara penyembuhan penyakit.

Tanya-jawab antara Huang Di dan Ji Bo tentang ilmu kedokteran dijilid menjadi sebuah buku kedokteran paling awal di Tiongkok yakni yang disebut Huang Di Nei Jing (The Inner Cannon of Huang Di). Istri Huang Di bernama Lei Zu juga sangat rajin dan tekun, dia mengajarkan rakyat pembudi-dayaan ulat sutera, mengajarkan keterampilan teknik memproses benang sutera, serta mengajarkan cara bertenun.

Sejak saat itu, semua orang sudah bisa berbusana dengan beradab dan meninggalkan kebiasaan primitif menggunakan kulit hewan dan daun pepohonan. Ketika itu umat manusia juga masih dibatasi oleh kebutuhan air minum, semua orang mau tak mau harus bertempat tinggal di dekat gunung dan di pinggir sungai. Huang Di lalu mengajarkan kepada mereka bagaimana menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum.

Saat itu manusia masih belum bisa membangun rumah (tempat tinggal), rata-rata mereka masih tinggal di dalam gua dan di atas pohon, juga adalah Huang Di yang mengajarkan mereka bagaimana cara menebang kayu untuk dijadikan bahan bangunan dan kemudian mendirikan rumah, memakai tiang dan atap agar terhindar dari hujan dan angin. [Teo Ai Ping / Jakarta / Bersambung] Sumber: Epochtimes

PESAN DARI ADMIN

Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA