Para ahli mengetahui bahwa ini adalah simbol asli, karena Dong Zhongshu (179 - 104 SM), menteri utama pada zaman Dinasti Han Barat (206 SM - 8 M), yang ikut bertanggung jawab dalam menetapkan Konfusianime sebagai kepercayaan negara, menyatakan dalam risalatnya Interactions between Heaven and Mankind (Tiān Rén Gǎn Yì), "Yang ditemukan dari abad kuno bahwa tulisan yang terdiri tiga baris dan dihubungkan sebuah garis vertikal di tengahnya, disebut aksara 'raja'. Tiga baris itu adalah Surga, Bumi dan manusia, dan yang ketiganya dihubungkan oleh sebuah prinsip."
Sebelum abad ke-3 SM, Tiongkok terbagi-bagi menjadi sejumlah negara kecil yang diatur oleh raja. Raja-raja dari Dinasti Shang, termasuk dinasti tertua di Tiongkok, merupakan seorang yang berkebijakan tinggi, yang setiap tindakannya selalu didahului dengan ramalan dan pengorbanan, terutama ditujukan kepada para leluhur Shang, yang dianggap sebagai dewa yang agung, yang dapat menjadi penghubung Dewa Tinggi Di, atau Shang Di, dengan mengatas namakan manusia.
Ini adalah ritual ramalan yang menghasilkan sejumlah besar "ramalan (yang terukir di atas) tulang", ditulis dengan aksara Tionghoa paling awal yang masih ada.
Tiongkok akhirnya bersatu di bawah Kaisar Pertama, Qin Shi Huang, yang pemerintahannya dimulai pada 221 SM. Inilah peran baru "kaisar", yang mirip dengan sebutan "Raja Agung", dan dalam aksara Tionghoa yang berarti kaisar (皇, Huáng), pada awalnya terdiri dari radikal untuk raja, dan bahwa untuk "permulaan".
Penguasa Tiongkok dipandang sebagai pengatur umat manusia dengan mengatas namakan Surga, yang mengendalikan semua fenomena duniawi dan surgawi. Bencana alam, yang oleh karenanya, ditafsirkan sebagai penghakiman Surga pada penguasa.
Di masa lalu, banjir, gempa bumi atau kekeringan mungkin telah dipandang sebagai bentaran perubahan dinasti. Fakta bahwa gempa bumi mengerikan di Tangshan, Tiongkok, yang terjadi pada 1976, terjadi pada tahun yang sama dengan kematian tiga pemimpin komunis dipandang khalayak luas sebagai lebih dari sekadar kebetulan. [Teo Ai Ping / Jakarta] Sumber: Epochtimes
PESAN DARI ADMIN
Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id