IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 17 November 2012

TENTANG GAYA RAMBUT TAUCANG

Tentunya kita pernah melihat gaya rambut yang mirip buntut kuda dalam berbagai gambaran populer di film-film silat. Gaya rambut itu adalah Taucang / bianzi yang sebenarnya hanya merupakan gaya rambut orang Nvzhen / Manzhu. Taucang mirip buntut kuda adalah hal yang dihembuskan gerakan anti-Qing di awal dan akhir dinasti Qing.

Kebijakan taucang ini diterapkan pada masa awal dinasti Qing di masa pemerintahan kaisar Shunzhi. Pendukung peraturan ide ini adalah wali negara Dorgon (Rongqin Wang / Pangeran Rongqin).

Alasan utama penerapan taucang adalah upaya penaklukan budaya dengan jalan memutuskan pertalian orang Han dengan leluhurnya. Seusai dengan falsafah bakti terhadap orang tua dan leluhur, orang Han tidak memotong rambutnya, karena dianggap rambut adalah pemberian orang tua.

Dengan taucang, selain gaya rambut dirubah, rambut bagian depan juga dicukur habis. Ibusuri Xiaozhuang (orang Mongol) sendiri juga sangat mendukung penerapan taucang.

Mengenai ada yang menolak gerakan potong taucang, ini dikarenakan setelah sudah terbiasa. Lagipula sifat rakyat kecil umumnya hanya ingin hidup damai dan tentram.

Dan sejarah membuktikan bahwa kaisar-kaisar Manchu yang notabene dicap orang asing malah mampu membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat. Pax Manchu ini terutama mencapai puncak pada masa pemerintahan tiga kaisar Kangxi, Yongzhen, dan Qianlong.

Setelah Qianlong, kaisar-kaisar penerusnya tidak kompeten. Ditambah lagi kemunduran dan kekalahan melawan kekuatan asing. Menyebabkan semangat perlawanan terhadap Qing kembali berkobar.

Salah satu kampanye perlawanan itu adalah gerakan anti taucang. Namun bagi rakyat kecil yang hidup sehari-hari saja susah, segala macam perpolitikan tidak terlalu dipikirkan. Mau makan saja susah, boro-boro memikirkan siapa yang berkuasa. Belum tentu yang menggantikan penguasa lama pun akan memikirkan rakyat.

Ada satu karya fiksi Jin Yong yang bertemakan masalah gerakan anti Qing dan kaisar Kangxi yang memerintah dengan baik yaitu Lu Ding Ji, Pangeran Menjangan.

Awal kebangkitan orang Man dimulai oleh Nurhaici lalu dilanjutkan Huang Taiji. Kedua kaisar tersebut adalah pemimpin yang sangat kompeten. Proses "taucang-nisasi" orang Han sebenarnya dimulai pada jaman Huang Taiji. Orang-orang Han yang direkrut Huang Taiji baik secara sukarela ataupun secara paksa kemudian juga mengadopsi gaya rambut junjungannya.

Para pejabat dan tentara Han itu membentu pasukan 8 bendera Han, sama seperti pembagian pasukan inti Manzhou menjadi 8 bendera, hal yang sama juga berlaku untuk orang Mongol. Dalam sejarah Qing, hanya orang Man, Han, dan Mongol yang diwajibkan ber-taucang. Kaum agamawan dan orang Tibet, Uighur, Miao tidak dikenakan hukum penggal kepala kalau tidak ber-taucang.

Pasukan 8 bendera orang Han juga turut serta dalam penyerbuan ke Tionggoan. Nah ketika kemenangan sudah mulai diraih dan keadaan sudah mulai tenang, pejabat Han yang mengabdi ke dinasti Qing kemudian menerima stigmatisasi penghianat dan dianggap tidak mempraktekkan Xiao lagi karena gaya rambutnya. Faktor ini sangat menimbulkan ketidaknyamanan di antara orang-orang Han yang mengabdi untuk Qing.

Ketika itu pula Dorgon yang meminta masukan strategi untuk memastikan kekuasaan Qing (orang Man) terhadap Han yang mayoritas langsung diberikan usul oleh seorang pejabat Han sendiri (marganya Sun, namanya lupa) untuk menerapkan taucang-nisasi. Dan usul itu diterima. Kenyataannya hukum baru ini menimbulkan pemberontakan di mana-mana. Setidaknya hukum taucang ini menambah waktu 10 tahun bagi pasukan Qing untuk menaklukkan Tiongkok.

Jadi perlu diingat bahwa taucang-nisasi ini sendiri juga ada faktor lain di belakangnya. Seorang Han sendiri yang mengusulkan hukum itu. Fakta sejarah ini masih banyak diperdebatkan bagaimana melihatnya. Apakah ini karena kekecewaan akibat penolakan terhadap orang Han yang mengabdi ke Qing atau karena apa. [web.budaya-tionghoa.net]


Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah

PESAN KHUSUS

Teman-teman juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel-artikel bermanfaat lainnya ke alamat email ini.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA