IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 23 Januari 2013

PANDANGAN SEJATI TENTANG PERADABAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA (12): MISTERI PEMIKIRAN OTAK MANUSIA

Pada umumnya orang mengira pikiran manusia berasal dari otak, apa yang dipikirkan oleh otak menciptakan berbagai pemikiran, kesadaran dan perasaan, namun…

III. Misteri Tubuh Manusia

Pada bab yang terdahulu, terutama membahas beberapa fenomena dalam masyarakat, dalam bab ini kita akan menyaksikan beberapa misteri pribadi seseorang, dalam 3 bagian terdepan, kita akan membahas beberapa fenomena aneh dalam lingkup spiritual manusia, 2 bagian selanjutnya masing-masing akan membahas beberapa fungsi dan struktur istimewa tubuh manusia.

1. Apakah pemikiran berasal dari otak?

Pada umumnya orang mengira pikiran manusia berasal dari otak, apa yang dipikirkan otak menciptakan berbagai pemikiran, kesadaran dan perasaan. Namun pada 1980 yang lalu, majalah yang ternama dikalangan iptek, Science, pernah menerbitkan hasil penelitian seorang dokter Sekolah Medis di Universitas Sheffield, Inggris, terhadap beberapa ratus orang yang tidak mempunyai otak namun dapat hidup normal bahkan memiliki IQ tinggi.

Pada Desember 1980, Science menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh dr. Roger Lewin. Dalam artikel tersebut, dipaparkan hasil penelitian professor Neurologi John Lorber (1915-1996) dari Universitas Sheffield. Suatu kali ketika dr. Lewin memeriksa penyakit ringan seorang siswa jurusan matematika, ditemukan kepalanya sedikit lebih besar daripada umumnya, maka dikirimlah ke Profesor Lorber untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ketika dilakukan CT Scan pada kepalanya, dengan terperanjat ditemukan pasien tersebut tidak memiliki otak besar, namun prestasi pelajaran di sekolah sangat bagus, IQ-nya juga tinggi mencapai 126. Berhubung catatan penyakit seseorang di negara Barat dianggap rahasia pribadi, maka dalam artikel tidak disebut namanya.

Dalam pandangan Profesor Lorber, kasus tersebut walau tergolong istimewa, namun tidak jarang ditemukan. Beliau sendiri memiliki beberapa ratus kasus "manusia tanpa otak" atau yang otaknya sangat kecil namun kecerdasannya normal, hidup dan belajar tidak berbeda dengan manusia pada umumnya. Beliau melukiskan orang-orang tersebut, memiliki sebuah "otak yang tak terlihat".

Seiring dengan kemajuan teknik pembedahan otak, semakin banyak orang yang hidup setelah separuh otaknya dibuang. Seorang anak laki-laki bernama Zheng Xiaonan, dari Provinsi Henan, Tiongkok, pada November 2011, otak kirinya berhasil diangkat, yang terhubung dengan penyakit epilepsi. Kondisi kesehatannya membaik, dan kemampuan belajarnya meningkat. Demi mencegah otak kanannya bergeser ke kiri, otak kirinya diisi dengan cairan garam fisiologis, dan diberi sekatan untuk memisahkan otak kiri dan kanan. Dalam ilmu kedokteran menunjukkan, 90% lebih penderita epilepsi setelah dilakukan pembedahan otak dapat bertahan hidup dengan normal.

Di Negara Bagian Virginia, Amerika, ada seorang bayi tanpa otak, seluruh rongga otaknya hanya terdapat sebuah kantong air, dokter mengatakan umur bayi itu tidak dapat melebihi beberapa minggu, namun ternyata dia dapat hidup riang selama 5 tahun. Dia senang nonton TV, dapat tertawa mengikuti alur cerita acara menarik, dari manakah "kesadaran" bayi tanpa otak ini?

Tidak menyatunya spirit dan otak, dari percobaan-percobaan ilmiah lainnya juga dapat dibuktikan. Pada percobaan tahun 1966, ketika dokter membuka tengkorak pasien, kemudian dengan mikro elektroda merangsang suatu area otak, maka ditemukan saat mulai diberi rangsangan hingga tubuh timbul reaksi, memerlukan 0,5 detik lamanya. Jika kesadaran merupakan fungsi otak, maka rangsangan dan reaksi seharusnya hampir bersamaan terjadi, maka penjelasan dari reaksi yang terlambat ini, hanya ada satu kemungkinan, yaitu kesadaran dan otak tidak menyatu, kesadaran mandiri di luar otak.

Sir John Carew Eccles (1903 - 1997) Ahli Neurofisiologi Australia, peraih penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1963, ketika menyimpulkan pengalaman studinya selama bertahuntahun, pada 1978 mencetuskan sebuah pandangan baru yang sangat mengejutkan, keaktifan otak tidak sama dengan spirit dan pengertiannya. Dia menganggap manusia mempunyai sebuah "spirit sadar" yang mandiri di luar otak, otak hanyalah merupakan alat materiilnya saja. Spirit sadar tersebut mandiri di luar otak, bukankah ini sangat mirip dengan apa yang disebut "roh" dalam tradisi kita?

Selain itu, penelitian dalam lingkup "pengalaman diri sendiri menjelang mati", hipnotis dan lain sebagainya juga mendapat kesimpulan yang sangat mirip. Beberapa tahun belakangan ini, penelitian semacam ini sangat menonjol, hasilnya cukup memuaskan, telah terbentuk sebuah mata pelajaran tersendiri. Berhubung keterbatasan ruang kolom, disini tidak dijelaskan secara panjang lebar lagi. [Teo Ai Ping / Jakarta]


Bersambung ...

--
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah | Kontak

BACA DIBAWAH INI

Di bagian bawah artikel ini kedepan akan ditampikan iklan-iklan baris Maksimal 100 huruf dengan tarif Rp.5.000,- per artikel (Min.100 artikel) dan bagi yang berminat bisa kontak email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA