Zhuang Zi pernah membandingkan bahwa menjual kebebasannya demi menjadi seorang pejabat pemerintahan sama halnya seekor kura-kura sakti yang menjual cangkangnya untuk disembah.
Zhuang Zi dipandang sebagai sosok eksentrik, karena menjalani kehidupan yang sangat miskin tapi tidak pernah merasa pesimis. Dia menjaga jarak dari para pejabat pemerintah yang menikmati kemewahan, dan ia tidak merasa tak nyaman dengan pakaian yang ditambal, mangkok nasi yang kosong, atau bahkan terkadang hidup atas kebaikan orang lain.
Dia menganjurkan pencerahan melalui melepaskan kekhawatiran duniawi dan mengikuti jalan Taoisme. Ia dikenal sebagai Boddidarma utama ajaran Taoisme setelah Lao Zi.
Karena seorang Taois tidak mengejar ketenaran, kekayaan, karier, ataupun ketertarikan pada pengakuan publik, sedikit yang diketahui dari kehidupan Zhuang Zi. Namun buku yang mencantumkan namanya, Zhuang Zi (juga dikenal sebagai Klasik Murni Nan-hua), telah banyak dikagumi oleh kalangan luas dari generasi ke generasi, dan mendorong ribuan penelitian dan penafsiran literatur.
Diakui sebagai orang bijak dan imajinatif, Zhuang Zi menggunakan banyak kiasan dan sindiran lucu dalam tulisan-tulisannya. Dia percaya bahwa alam harus dibiarkan tidak terganggu, dan manusia harus berusaha menjadi selaras dengan lingkungannya.
"Zhuang Zi telah menarik perhatian banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat, dan penulis filsafat menemukan pengaruhnya yang mendalam terhadap kehidupan sehari-hari. Bukunya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di seluruh dunia.
Di dalam Zhuang Zi, mencerminkan efek negatif sebagai apa yang disebut peradaban, dan mengekspresikannya sebagai aspirasi kebebasan spiritual. Istilah ini kemudian diadopsi dalam literatur dunia dan karya seni visual. Dia menganjurkan bebas dari keterikatan duniawi, dan sangat bertolak belakang terhadap orang-orang yang mengejar kemuliaan duniawi atau kesenangan materi.
Zhuang Zi percaya bahwa kesuksesan terbesar di masyarakat yaitu "berbuat tanpa melakukan, mengatur dengan tidak menggerakkan apapun" (Wu Wei). Ini mendorong tindakan yang sangat sempurna bahwa segala sesuatu mengikuti secara wajar, dan tidak ada jejak yang nyata dari penulis; dan itu sepenuhnya selaras dari sifat alam semesta, Tao.
Oleh karena itu di dalam masyarakat, penguasa harus memerintah tanpa intervensi yang disengaja. Tanpa tekanan dari penguasa, setiap orang mengikuti secara alamiah dengan kebebasan spiritualnya dan masyarakat akan berjalan harmonis.
Tidak seperti institusi ajaran Konghucu, yang menekankan tanggung jawab sosial pengikutnya, filsafat Zhuang Zi lebih memfokuskan pada kehidupan pribadi seseorang serta kebijaksanaan spiritual. Dikemudian hari, banyak intelektual Tionghoa berpaling pada filsafat ini dalam turbulensi perubahan dinasti. [David Wu / Surabaya]
* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *