IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 28 Desember 2011

REALITA RACUN DARI BAHAN BAJU YANG KITA PAKAI

Fungisida, pewarna kimiawi, penstabil, penangkal noda dan penahan api semua tergabung dalam komponen baju yang kita beli saat ini. Zat tambahan dalam bahan baju yang tidak alamiah ini adalah racun bagi kita dan juga bagi lingkungan; hanya sedikit informasi saja yang ada di label untuk memperingatkan kita akan efek penggunaannya.

Segera setelah kapas katun dipanen, dimulailah proses inkarnasi pertamanya di pabrik tekstil, dimana kapas katun ini terkadang dicampur dengan bahan sintetis, nilon atau poliester. Dalam proses pembuatannya, sering kali kapas katun diberi zat kimiawi yang membuat bahan ini semakin terlihat menarik untuk para pembeli, seperti perawatan anti-kerut atau bahan-bahan pengharum.

Zat-zat tambahan ini membuat baju menjadi terlihat lebih bagus saat digantung di rak pajangan dengan tujuan menarik perhatian para pembeli. Tambahan plastik sintetis menawarkan kemudahan untuk dipakai, membuat bahan ini terasa lebih halus dan tanpa kerut. Namun, bahan kimiawi buatan manusia ini memiliki dampak terhadap kesehatan kita dengan cara-cara yang tidak kita sadari.

BAHAN KIMIAWI DALAM BAJU DAN DI SEKITAR KITA ...

Sejak adanya revolusi industri, bahan kimiawi berbahaya telah menjadi bagian dari hidup kita. Kita mulai menjadi pengguna sejak kita berkembang di rahim ibu, sehingga menghalangi sumber kimia yang membahayakan bagi tubuh kita bisa menjadi tugas yang sulit.

Inilah salah satu alasan mengapa tidak ada peraturan ketat untuk melarang penggunaan zat kimiawi dalam industri pakaian. Oleh karena itu, kami berusaha membuktikan bahwa racun yang menyebabkan kerusakan ditemukan dalam pakaian.

Penulis Chemical Free Kids (Anak-anak Bebas Bahan Kimia), Dr. Lantz memberi secercah cahaya pada keberadaan jumlah bahan kimia yang dibuat setiap tahun untuk kebutuhan industri kita yang terus berkembang bahwa kita secara langsung atau tidak langsung pasti terkena dampaknya.

Dalam blognya, Dr. lantz menulis: "Lebih dari 80.000 bahan kimia yang terdaftar digunakan di Australia (40.000 industri bahan kimia) dan diakses melalui produk-produk yang digunakan setiap hari dari makanan dan kemasan makanan, pakaian, bahan-bahan konstruksi, air, produk pembersih, produk perawatan pribadi. Meski demikian 75% nya belum pernah diuji kadar racunnya pada tubuh manusia atau di lingkungan."

Dalam industri tekstil, formalin dipergunakan sebagai perawatan awal sebelum pengerutan dan untuk menstabilkan pewarna dan pigmennya. Beberapa racun lain yang biasanya digunakan adalah phthalates, yang juga beracun dan secara luas dipergunakan untuk melembutkan tekstil. Timbel mengganggu perkembangan sistem saraf anak-anak dan merendahkan IQ, meskipun tetap dipergunakan untuk menstabilkan pigmen warna dalam PVC. Kadmium juga menstabilkan pigmen dan telah diklasifikasikan bersifat karsinogenik, atau penyebab kanker, oleh Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Amerika (USDHHS 2000 dan IARC 1994).

BAJU BAYI DAN ANAK-ANAK

Kita tidak pernah tahu jika anak-anak kita terkena dampaknya akibat bahan-bahan kimiawi yang ditemukan di almari tempat bahan cuci baju dan di sekitar rumah, meskipun demikian baju anak-anak adalah tempat berkumpulnya bahan-bahan kimia yang tersembunyi. Faktor mengkhawatirkan yang lainnya adalah ketika anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap racun yang terekspos dari bahan pengencer. Kulit yang belum terbentuk sempurna, dan sistem detoksifikasi yang kurang maju, merupakan dua hal yang penting.

Jika label piyama mencantumkan bahwa bahan tersebut "tahan api", kita mungkin sedikit merasa tenang, karena kita berpikir kita telah membuat pilihan yang lebih aman. Meski demikian, tahan api berarti bahwa bahan tersebut telah melalui proses bahan kimiawi anti api, seperti klorin, bromin dan campuran berbahan dasar fosfat.

Pelindung api, seperti semua pelindung akhir bahan pabrik, terserap ke dalam tubuh melalui kulit atau terhirup dari gas yang memuai.

PILIHAN YANG LEBIH AMAN

Salah satu pilihan lain selain membeli piyama yang telah diolah dengan bahan kimia untuk menjadi bahan yang "tahan api" adalah dengan membeli satu baju penuh seluruh badan untuk anak-anak usia di bawah sembilan bulan. Baju pas yang lebih ketat tidak akan memberi ancaman lebih ketika ada api, sedangkan baju yang lebih longgar lebih mudah terkena api. Ini adalah rekomendasi dari komisi keselamatan penggunaan produk negara Amerika di tahun 1997.

Solusi yang lain adalah dengan mencari baju berbahan serat alamiah yang dibuat dari kapas katun, wol, bambu, jelatang dan rami organik. Baju ekologi seperti ini tidak diproses secara kimiawi mulai dari pertumbuhan tanamannya maupun dalam prosesnya di pabrik.

Dengan label "Organik" memang membuat baju-baju ini menjadi lebih mahal karena bangsa pasar terbatas dan tidak melawan pasar gelap berbahaya yang menjual baju-baju yang sangat murah dan dibuat oleh para buruh yang dibayar murah pula. Namun, baju-baju organik tersebut akan bertahan lama jika dirawat baik dan dicuci sesuai dengan rekomendasi pembuatnya. Rami dan bambu adalah bahan yang sangatlah kuat, namun juga lembut jika disentuh.

Tip lain adalah dengan mencuci baju baru beberapa kali sebelum dipakai untuk mengurangi sisa bahan kimia dan pestisida yang teresap ke dalam katun. "Cuci sebelum pakai" yang ada di label adalah tanda peringatan bahwa barang tersebut mengandung bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit, jadi adalah yang terbaik untuk mengindahkan peringatan ini, khususnya untuk anak-anak.

Membeli baju-baju bekas dari toko-toko lokal adalah cara lain dari mengurangi jumlah bahan kimia di dalam baju, karena baju-baju tersebut telah dipakai lama dan telah dicuci banyak kali, membuat baju-baju tersebut lebih aman, lebih murah dan juga ikut mengurangi jejak kadar karbon dalam Bumi. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA