IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 10 Januari 2012

MEMELIHARA KEASLIAN PENGOBATAN TRADISIONAL TIONGKOK (1)

Pada pengobatan tradisional Tiongkok, tradisi menurunkan ilmu yang dimiliki sang guru ke murid telah berlangsung selama ribuan tahun.

Pada 1999, dua tahun setelah kedaulatan Hong Kong dipindah-tangankan, Partai Komunis Tiongkok mengumumkan secara resmi "Peraturan Pengobatan Tiongkok", yang menjadikan sangat sulit untuk melanjutkan tradisi mengajar pengobatan Tiongkok secara turun temurun. Setelah peraturan diterapkan secara meluas, tradisi "dari master turun ke murid" akan berangsur-angsur menghilang.

Undang-undang pengobatan Tiongkok akan menghancurkan pengobatan Tiongkok sendiri, menurut Mr. Yu Hong Chao, presiden Association of Preserving Chinese Ancient Medicine dan pewaris perawatan cedera tulang kuno. "Inilah alasan utama mengapa pengobatan Tiongkok menghilang perlahan-lahan," katanya.

Selama ribuan tahun, pengobatan Tiongkok telah diwariskan dari tabib-tabib handal dalam sejarah seperti Li Shi Zhen dan Hua Tuo kepada murid-muridnya. Seorang guru yang baik akan menurunkan pengetahuan yang ia dapatkan dari akumulasi pengalamannya selama beberapa dekade. Dia juga akan menyampaikan formula rahasia kepada murid-muridnya atau anak-anaknya sendiri.

"Yang tertulis di buku-buku hanya formula tanpa efek atau hanya berdampak sedikit, tapi formula tulisan tangan dari guru akan sangat efektif," kata Yu.

Formula ini tidak dapat dipahami tanpa instruksi verbal dari guru. "Ini resep yang ditulis secara terpisah. Agar lebih efektif, seseorang harus menambahkan satu formula ke formula lainnya. Dan guru hanya akan memberikan informasi tersebut kepada murid-muridnya yang berkualitas," katanya.

Ada hubungan yang ditakdirkan antara guru dan murid. "Sebelum guru menerima saya sebagai muridnya, ia mengamati perilaku saya selama bertahun-tahun. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mengajari saya," jelas Yu.

Sebelum guru meninggal, ia menyampaikan wasiat pada Yu, "Anda harus menerima beberapa murid yang baik dan jangan biarkan pengetahuan ini hilang. ... "

"Namun, saya tidak dapat memenuhi tanggung jawab saya sebagai muridnya," kata Yu, mengungkapkan kesedihan dan rasa frustrasinya.

Setelah "Peraturan Pengobatan Tiongkok" efektif pada 1999, untuk menjadi praktisi pengobatan Tiongkok yang terdaftar dan dapat berpraktek secara legal. Pertama, praktisi pengobatan Tiongkok harus lulus ujian kualifikasi. Selain itu, dia juga harus menyelesaikan semua program sarjana atau pelatihan setara yang disetujui oleh Dewan Kedokteran Tiongkok Hong Kong.

Dalam sebuah pidato yang ditujukan pada saat terakhir sebelum gurunya dikebumikan, Yu menulis: "Guru, sebelum Anda meninggal, Anda dapat mengangkat murid siapapun yang menurut Anda pantas. Tapi sekarang, mustahil. Dia harus lulus dari perguruan tinggi pengobatan Tiongkok dan bersertifikat. Jika tidak, tidak ada gunanya. Saya bisa mengajarinya, tetapi ia tidak dapat melakukan praktek pengobatan karena ilegal."

Yu telah mencoba untuk membuka kesempatan orang-orang untuk magang dan merekrut praktisi pengobatan Tiongkok akademik atau terdaftar, tetapi sia-sia. "Mereka menganggap diri mereka sebagai profesor dan berpikir mereka seorang praktisi pengobatan ortodoks. Lantas mengapa mereka memanggil saya guru," lanjutnya. Menyaksikan seni pengobatan cedera tulang tradisional perlahan-lahan menghilang, Yu mengungkapkan rasa ketidakberdayaannya.

"Saat nanti tiba saatnya saya meninggal, jika (prinsip) 'dari guru turun ke murid' masih ilegal, saya akan membakar semua buku medis saya," kata Yu. "Pemerintah Inggris selalu menghormati warisan budaya kami dan menghormati sistem medis kami. Namun, dua tahun setelah Hong Kong dikembalikan ke Tiongkok, peraturan memaksa sistem menanamkan pengetahuan kuno menghilang." [Wang Lili / Tionghoanews]


ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA