Seorang ahli ilmu falak kuno dari China, Zhang Heng pernah membuat analisa asal-usul dan evolusi langit dan bumi. Ia juga sudah mengamati gejala astronomi
Dalam sebuah buku karangannya yang berjudul Ling Xian, di awal ceritanya sudah memaparkan tentang asal-usul serta evolusi langit dan bumi. Dia berpendapat sebelum langit dan bumi terpisah, keadaannya kacau balau, setelah berpisah, unsur yang ringan naik dan disebut sebagai langit, yang berat membeku menjadi bumi. Langit disebut sebagai energi positif (Yang), sedang bumi disebut energi negatif (Yin), kedua energi saling bereaksi satu sama lain, menciptakan maujudat (semua yang ada di alam semesta ini), energi yang timbul dari bumi itu sebagai bintang. Dia menggunakan teori "semakin dekat dengan langit itu lambat adanya, sebaliknya semakin jauh dari langit itu cepat", yakni menggunakan istilah perubahan jarak untuk menjelaskan kecepatan dari rotasi planet itu.
Zhang Heng tidak saja memperhatikan riset teori, tapi menekankan praktik, dia pernah merancang dan menciptakan sendiri armilari berbentuk corong, serta seismograf. Armilari ciptaannya itu sama dengan globe langit yang ada sekarang ini, penemu aslinya: Geng Sou Chang di zaman Xihan (216 M) pada masa dinasti Han. Tapi dimodifikasi oleh Zhang Heng, digunakan sebagai alat peraga teori armilari.
Dia menggunakan sistem gear untuk menggabungkan globe langit serta jam air, air dari ceret jam air tersebut mendorong globe langit dan berputar secara merata, satu putaran persis sama dengan satu hari. Demikian orang yang berada dalam rumah dengan melihat globe langit itu dapat mengetahui posisi bintang tersebut berada. Seismograf yang selesai dibuat pada tahun 132 M, yang merupakan instrumen pengetesan gempa bumi pertama di dunia. Seismograf buatannya dan buatan Zhu Ge Liang (tokoh Sam Kok 220-265) yang terkenal itu (Mu Niu Liu Ma) diakui secara umum belum dapat ditiru atau dijiplak, melebihi instrumen canggih yang ada pada saat itu.
Zhang Heng melakukan analisa serta pengamatan terhadap gejala-gejala astronomi yang konkret. Dia berhasil membuat statistik jumlah bintang yang dapat terlihat di dataran Tiong Guan mencakup 2.500 buah. Secara prinsipil dia telah menguasai dalil gerhana bulan serta berhasil mengetes sudut diameter bulan dan matahari adalah 1/736 dari siklus, yakni 29' 24', dengan selisih rata-rata sudut diameter bulan dan matahari, 31' 59." 26 dan 31' 5." 2, tidak banyak beda, hasil pengetesan Zhang Heng itu dapat dikatakan sangat akurat. Dia berpendapat, besarnya matahari pada siang, dan sore hari itu sama; namun terlihat lebih besar di sore hari, kecil di tengah hari, sesungguhnya itu hanya reaksi optika saja. Sang pengamat berada di tempat yang gelap di malam hari, dalam kondisi gelap, benda terang akan terlihat lebih terang dan besar. Sedang di siang hari, langit dan bumi sama-sama terang, dengan begitu matahari terlihat kecil. Umpama gumpalan api, di kala malam hari akan tampak lebih besar, lebih kecil di siang hari.
Menurut catatan buku riwayat sejarah Tiongkok kuno dari dinasti Hou Han (947-950 M) yang berjudul Hou Han Shu Xu Heng Lie Zhuan, Zhang Heng mewariskan 32 karya tulisnya yang mencakup bidang: ilmiah, filosofi, dan sastra budaya, dua dari karya tulisnya yang diambil secara keseluruhannya adalah: Ying Xian Fu serta Si Xian Fu. Kedua prosa deskriptif itu sungguh mencerminkan tingkat alam pemikiran Zhang Heng. Karya bukunya yang pertama memanivestasikan sikap keilmuannya, sedangkan yang satunya lagi adalah sebuah karya tulis yang langka mengenai khayalan manusia berpariwisata ke planet lain. Di dalam buku Si Xian Fu termaktub dengan jelas yuan-shen (jiwa prima) Zhang Heng yang berkelana antarplanet setelah meninggalkan tubuh fisiknya, itu sebabnya Zhang Heng dapat mengetahui bola bumi merupakan tubuh berbentuk bola dan bukan bidang rata yang tak terbatas. Hal ini pula sebabnya Zhang Heng mengemukakan teori globe langit yang sesuai dengan struktur jagat raya. Metode yang dipakai dalam studi kosmosnya berbeda sekali dengan pembuktian ilmiah [iptek] yang ada pada saat ini. Keberhasilan Zhang Heng yang gemilang sangat berkaitan erat dengan kepribadian dan sikap keilmuannya. [Betty Oei / Pekanbaru]