我 (Wo) mulanya dikembangkan dari naskah ramalan di atas tulang (oracle) dimana menunjukkan sebuah alat tempur dengan sebuah gigi tajam. Aksara 我 (Wo) dan 羊 (Yang) disatukan untuk membuat aksara 義 (Yi), yang dapat diartikan secara harafiah, "Saya seekor domba." Ini berarti sesuai untuk melambangkan pengorbanan atas nama keadilan, sama dengan mengorbankan seekor domba untuk menghormati para Dewa.
Aksara 義 (Yi) mengingatkan orang bagaimana harus menjalankan kehidupan, yaitu tanpa pamrih. Aksara ini termasuk dalam kategori khusus dari ideogram, yang disebut aksara Huiyi (mengandung banyak arti didalamnya), mereka terdiri dari ideogram dengan makna yang berbeda dan isi batin mereka merupakan perpaduan dari beberapa arti.
義 (Yi) adalah sebuah tema yang mendefinisikan novel sejarah pertama Tiongkok dengan sajak bab pembuka dinamakan Tiga Kerajaan oleh Luo Guanzhong pada Dinasti Ming. Berbagai cerita dari periode Tiga Kerajaan (220-280 M) digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek aksara 義 (Yi).
Misalnya, cerita pertama dari novel Tao Yuan San Jie Yi (桃園三結義) menggambarkan aspek-aspek 義 (Yi) yang berhubungan dengan kesetiaan di antara teman dan menjaga janji antara tiga tokoh utama, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei. Akar keadilan yang mendalam tertanam dalam budaya Tiongkok diwujudkan selama Dinasti Ming, dan telah diteruskan selama bertahun-tahun. [Diana Chuang / Kendari] Sumber: Epochtimes