Jika seorang perempuan berhasil melahirkan seorang putra, statusnya menjadi sangat ditinggikan, karena itu berarti bahwa pada waktunya dia juga bisa menjadi ibu mertua, perempuan yang paling kuat dalam rumah tangga.
Menurut ajaran Konfusianisme, rasa bakti dan hormat dari anak-anak mereka kepada orang tua merupakan landasan dari suatu masyarakat yang stabil, dan karena itu penghormatan seorang pria terhadap ibunya harus didahulukan melebihi cintanya kepada istri. Setidaknya setengah dari cerita dalam Dua Puluh Empat Contoh dalam Rasa Bakti menunjukkan kesetiaan dan ketaatan anak-anak terhadap ibunya, ibu tiri atau ibu mertua.
Meskipun status perempuan lebih rendah dalam masyarakat tradisional, ada dua peristiwa menggambarkan perempuan kuat, berhasil secara efektif memerintah Tiongkok. Yang pertama, Wu Zetian. Ia digulingkan oleh kaisar yang merupakan anaknya sendiri pada 690 M, lalu mendirikan dinasti sendiri dan berkuasa selama hampir 20 tahun.
Lebih dari 1.000 tahun kemudian, janda Ratu Cixi, seorang selir kekaisaran, seperti Kaisar Perempuan Wu, berhasil memerintah Tiongkok dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908, selama pemerintahan Muzong anaknya dan keponakan Dezong.
Ada beberapa Dewi yang populer di Tiongkok, seperti Xi Wang Mu, Ibunda Ratu dari Barat, dan Kwan Im, perwujudan cinta seorang ibu dan kebaikan. [Linda Lim / Denpasar] Sumber: Epochtimes