IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 05 Mei 2013

PANDANGAN SEJATI TENTANG PERADABAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA (26): INGIN MENGENAL SISTEM, HARUS MELOMPAT KELUAR DARI SISTEM

Pepatah kuno mengatakan: "Tidak mengenal wajah asli Gunung Lu, hanya karena diri sendiri berada di tengah gunung tersebut". Jika ingin mengenal sebuah sistem, maka harus melompat keluar dari sistem tersebut untuk melakukan pengamatan, dan tidak dengan niat disengaja menetapkan bingkai yang berlandaskan pemikiran diri sendiri...

Dalam ilmu biologi, setelah kita dengan sangat percaya diri memastikan bahwa organisme hanya dapat bertahan pada suatu suhu panas batas tertinggi. Namun pada April 2011, sebuah grup studi ilmiah yang dipimpin oleh ahli kelautan Connelly dari Sentra Ilmu Kelautan Nasional Southampton, Inggris, di daerah palung laut Cayman, Laut Karibia, di sebuah "Cerobong Asap Hitam" (daerah aktivitas hydrotermal suhu tinggi yang kaya akan sulfida di dasar laut, dinamakan seperti itu karena bentuk semburan hydrotermal seperti asap hitam) yang terletak 5 kilometer di bawah permukaan laut, ditemukan sejenis varietas baru yakni udang buta "tahan panas", yang dapat bertahan pada suhu tinggi hingga 450°C.

Sebuah contoh lagi, dalam buku pelajaran kita dikemukakan, dari mikroba, tumbuhan hingga hewan, ada 6 jenis unsur kimia utama merupakan unsur kehidupan yang tidak dapat kurang yakni: karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur dan fosfor. Namun pada 2 Desember 2010, ilmuwan NASA mengumumkan telah menemukan sejenis bakteri yang dapat hidup dalam arsenik konsentrat tinggi, sedangkan genetik bakteri tersebut telah menggunakan arsenik untuk menggantikan fosfor, fosfor bukan lagi merupakan unsur yang harus dimilikinya.

Dalam bidang studi kemampuan tubuh manusia, sejak dahulu banyak ilmuwan berdasarkan tubuh manusia dapat melawan daya rintang udara, dan gaya reaksi berat badan setelah ia beraksi terhadap permukaan bumi dan lain-lain faktor. Telah diperhitungkan bahwa kecepatan maksimum manusia untuk lari sprint 100 meter, yang tidak sampai merusak otot tubuh adalah 9,64 detik.

Pada tahun 70-an abad ke-20, Doktor Bio-mekanik AS, Dr. Gideon Ariel, memprediksi: dari sudut mekanik tubuh manusia, lari dengan kecepatan tinggi kurang dari 9,60 detik menyelesaikan jarak 100 meter, dapat mengakibatkan patah tulang dan jaringan lunak persendian akan terlepas. Namun dalam kejuaraan dunia Atletik yang diselenggarakan di Berlin pada 17 Agustus 2009, atlet Jamaika, Usain Bolt, keluar sebagai juara dengan kecepatan 9,58 detik. Kejadian itu telah mematahkan pernyataan ahli tersebut.

Pada 1900, Kelvin (William Thomson), ahli fisika ternama dari Inggris, dalam sebuah artikel karyanya "Mencari Ilmu Fisika Abad ke-20" mengatakan: "Gedung Ilmu Fisika pada dasarnya telah selesai dibangun, para ahli fisika generasi penerus hanya perlu mengerjakan beberapa pekerjaan pelengkap kecil-kecilan sudah cukup. Namun di kejauhan langit cemerlang Ilmu Fisika masih terdapat 2 buah awan hitam kecil yang mengkhawatirkan."

Dua awan hitam "kecil" yang dimaksud adalah kondisi sulit dalam penelitian Michelson Morley dan studi radiasi hitam yang dialami mereka. Namun 2 buah awan hitam kecil tersebut kemudian masing-masing menjadi "Teori Relativitas "dan "Mekanika Kuantum", hujan badai yang didatangkan oleh mereka mengguncangkan gedung Ilmu Fisika klasik hingga hampir roboh. Lagi pula, seiring dengan tak hentinya perkembangan ilmu pengetahuan, mereka telah membangun kembali sebuah gedung fisika tampilan baru yang lebih kokoh fondasinya, juga telah membawakan kepada manusia sebuah pandangan dunia yang total baru.

Tentang "Teori Relativitas" yang disampaikan oleh Einstein sendiri, putranya bernama Edward pernah bertanya: "Ayah, mengapa Anda begitu tersohor?"

Einstein menjawab: "Kamu melihat di atas bola besar ini ada seekor kumbang yang buta? Ia tidak menyadari jalur yang ia tempuh adalah lengkung, akan tetapi Einstein tahu."

Perkataan ini tersirat makna yang sangat mendalam, orang Tionghoa mengatakan "Tidak mengenal wajah asli Gunung Lu, hanya karena diri sendiri berada di tengah gunung tersebut". Jika ingin mengenal sebuah sistem, maka harus melompat keluar dari sistem tersebut untuk melakukan pengamatan, dan tidak dengan niat disengaja menetapkan bingkai yang berlandaskan pemikiran diri sendiri. [Teo Ai Ping / Jakarta]

Bersambung ...

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA