IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 06 Januari 2012

MENGUNGKAP ULANG PEMBANTAIAN NANKING (2)

13 Des 1937, tentara Jepang menduduki ibukota ROC (Republic of China. Redaksi: ROC adalah rezim sah Tiongkok yang didepak PKT ke Taiwan pada 1949) Nanking (atau Nanjing, ibukota ROC kala itu), selanjutnya melakukan pembantaian, pemerkosaan, pembakaran, perampokan dan lain-lain secara massal terhadap rakyat di Kota Nanking, selama 6 minggu sehingga menyebabkan 300 ribu warga Tiongkok terbunuh.

Diantaranya terdapat 20 ribuan perempuan Tiongkok diperkosa dan sepertiga rumah penduduk dibumi-hanguskan.

"Perwira tinggi pasukan nasionalis" melarikan diri sebelum berperang, pasukan Jepang duduki Nanking tanpa hambatan

8 Desember, pasukan Jepang secara total telah menguasai posisi garis pertahanan pertama di bagian luar kota Nanking dan mulai menyerang garis depan secara melebar.

11 Desember malam, Chiang Kaishek melalui Gu Zhutong memberitahu Tang Shengzhi (panglima perang tertinggi garis depan Nanking) "Jika situasi tidak memungkinkan bertahan lebih lama, boleh mundur sesuai peluang yang ada".

12 Desember, divisi ke-6 tentara Jepang menembus masuk pintu-Kota Zhong Hua tetapi tertahan, posisi garis depan lainnya yang berada di posisi tembok kota masih berada di tangan Tentara Nasional. Komandan divisi ke-88, Sun Yuanliang, yang bertugas menjaga pintu-Kota Zhong Hua tanpa koordinasi membawa sebagian pasukannya melarikan diri ke arah Xia Guan, walau sudah diberi nasihat oleh Song Xilian, komandan divisi ke-36 dan akhirnya mereka kembali, tetapi sudah membuat kekacauan di dalam kota. Sore harinya, Tang Shengzhi buru-buru mengumpulkan perwira tinggi/komandan di atas divisi untuk pengaturan pengunduran diri.

Menurut strategi pengaturan mundur, kecuali divisi ke-36 yang melindungi markas besar dan pasukan yang langsung di bawah pimpinannya menyeberangi Sungai Yangtse melalui Xia Guan, pasukan lainnya harus menerobos kepungan musuh secara frontal, tetapi Tang Shengzhi khawatir pasukan elit yang langsung dikuasai pusat mengalami kerugian yang terlalu besar saat menerobos kepungan musuh, maka secara lisan dia memerintahkan divisi ke-87, divisi ke-88, korps ke-74 dan Pasukan Pusat Pelatihan "Jika tidak bisa menerobos kepungan musuh secara total, jika ada kapal boleh naik kapal menyeberangi sungai." Perintah kontradiksi seperti ini membuat Tentara Nasional Tiongkok semakin kacau saat mundur.

Setelah selesai rapat, hanya tinggal korps ke-66 dan ke-83 yang termasuk pasukan Provinsi Guangdong, yang dipimpin panglima korps mereka bernama Ye Zhao dan Deng Longguang yang menerobos kepungan musuh dari arah depan, mereka berhasil menerobos kepungan musuh dengan pengorbanan yang amat besar, wakil komandan divisi ke-159 Luo Ce gugur. Sedangkan para pemimpin pasukan yang lain kebanyakan tidak meneruskan pengaturan mundur secara lengkap ke bawah, tapi mereka malah meninggalkan pasukannya sendiri dan melarikan diri dengan menumpang kapal yang sebelumnya mereka kuasai.

Anggota pasukan mendengar komandan mereka mundur melewati Xia Guan, mengira bahwa di pinggir sungai sudah dipersiapkan mundur dengan baik, mereka lalu meninggalkan posisi garis depan bergerak mundur ke arah Xia Guan. Divisi ke-36 yang bertanggung jawab memblokade pintu Kota Yi Jiang Men belum menerima perintah mengizinkan pasukan mundur, mereka lalu terlibat bentrok dengan pasukan dari dalam kota yang hendak mundur ke arah Xia Guan, maka banyak sekali yang tewas atau terinjak-injak.

12 Desember malam, Tang Shengzhi, Liu Fei beserta para staf markas besar lainnya naik feri yang sebelumnya sudah dipersiapkan, melarikan diri dari pelabuhan batu bara Xia Guan menyeberang ke pesisir sungai sebelah utara, setelah itu korps ke-74 dengan personil kira-kira 5.000-an orang serta divisi ke-36 juga menyeberangi sungai dengan menumpang kapal dari pelabuhan batu bara dan divisi ke-88 dan 156 menumpang perahu kayu yang mereka kontrol menyeberangi sungai dari Xia Guan.

Tentara Nasional Tiongkok lainnya yang bertugas defensif setelah melarikan diri ke Xia Guan sudah kehilangan kedisipilinan dan menjadi prajurit yang tercerai berai, ada sebagian prajurit membuat sendiri rakit untuk menyeberangi sungai, banyak prajurit yang mati tenggelam atau tertembak mati di sungai oleh tentara Jepang yang berhasil mengejar.

Sebagian besar prajurit-prajurit nasionalis Tiongkok yang gagal menyeberangi sungai atau tidak bisa menerobos kepungan musuh lantas terlantar dan tersebar di jalanan kota Nanking, tidak sedikit prajurit yang mencampakkan senjata mereka dan berganti pakaian sipil bersembunyi di daerah aman di Kota Nanking.

13 Desember pagi, pasukan invasi Jepang berhasil menduduki Kota Nanking. [Miao Miao / Beijing / Tionghoanews]

Sebelumnya http://iptektionghoanews.blogspot.com/2011/12/mengungkap-ulang-pembantaian-nanking-1.html

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA