Sedangkan terhadap batin manusia, air juga memiliki reaksi yang keras. Para peneliti di dalam proses percobaan menemukan, air keran yang telah diolah, termasuk air keran berasal dari berbagai kota besar di Jepang, kebanyakan tidak dapat membentuk kristal yang utuh.
Akan tetapi, pada suatu kesempatan, seorang peneliti menaruh segelas air keran berasal dari kota Tokyo di atas meja labnya, ia sepakat dengan 500 orang muridnya yang bertempat tinggal terpencar di seluruh Jepang, untuk bersama-sama memancarkan niat pikiran: "air telah berubah bersih, terima kasih" terhadap di air gelas tersebut pada waktu yang telah ditentukan. Setelah itu, petugas lab memeriksa kristal dari air dalam gelas itu, ternyata ia menyaksikan bentuk heksagonal yang indah. Dari sini nampak jelas betapa besar kekuatan niat pikiran bajik manusia, lagi pula tidak terpengaruh oleh jarak.
Eksperimen serupa juga dilakukan dengan mengundang seorang biksu untuk membacakan sutera Buddha di hadapan air yang tercemar, dengan hasil temuan yang mengejutkan yakni, air tersebut dapat membentuk kristal berkilauan berbentuk segi enam. Selain itu, di dalam sebuah seminar di Seattle AS, Masaru Emoto memamerkan juga foto kristal air yang sedang "berdoa".
Di dalam foto itu kristal air tersebut berbentuk menyerupai seseorang ketika kedua tangannya ber-anjali (kedua tangan seperti sungkem diletakkan di depan dada). Masaru Emoto mengatakan: "Saya sekarang faham mengapa dengan satu tangan tidak dapat berdoa, hanya ketika kedua tangan ditangkupkan bersama baru bisa berdoa. Saya telah memahami mengapa leluhur kita, barangkali di saat mereka menerima anugerah dari sang Pencipta yang berbelas kasih, dengan menjulurkan kedua tangan, sembari menerima, dibarengi berdoa, sambil mengucapkan terima kasih."
Sudah sejak lama, manusia tak henti-hentinya berpolemik mengenai hubungan materi dengan spirit. Padahal "eksperimen kristal air" adalah melalui air – materi paling mendasar semacam ini (juga yang membentuk persyaratan kehidupan) tatkala setelah menerima sensasi atau getaran pikiran dari luar, apakah dapat terbentuk menjadi kristal – membentuk semacam "wujud struktur" yang stabil, hal ini telah menunjukkan kepada kita, hubungan materi dengan getaran pikiran.
Eksperimen telah membuktikan realita seperti ini bahwa segala materi sangat mungkin menyimpan spirit, telah membuktikan realita semacam ini bahwa materi dan spirit adalah satu jenis dan bukannya terpisah, juga memberitahu kepada kita seperti yang dikatakan kaum Buddhis yakni: semua materi itu berjiwa.
Melalui serangkaian eksperimen kristal air, ditemukan bahwa air dapat mengenali beberapa kemampuan berlapis sebagai berikut:
1. Air berperasaan, ia dapat melihat, mampu mengenali baik-buruk dan jelek-jelita.
2. Air mampu mengenali makna seragam dalam beberapa tulisan aksara dan bahasa yang berlainan, juga sensasi alam semesta yang berada di balik permukaan aksara yang berlainan.
3. Air selain dapat melihat juga dapat mendengar, selain itu mampu pula berekspresi, mampu berhubungan, dapat mensimulasi gambar struktur makhluk berjiwa.
4. Kemampuan berekspresi dan berhubungan dari air selain mengandung sifat mensimulasi, juga mengandung daya cipta dari suatu obyek; dengan lain kata, air itu sendiri adalah jiwa.
5. Air juga memiliki perasaan, dapat mengekspresikan suka-duka-gembira-murka.
6. Air memiliki penilaian moralitas, ia sendiri memiliki nurani, memiliki pikiran bajik dan harapan yang indah.
Tak diragukan lagi, eksperimen kristal air juga memiliki efek inspirasi yang penting terhadap setiap individu. Kita mengetahui, jiwa terbentuk oleh air, manusia juga terbentuk oleh air, zat cair membentuk 60 - 70% dari berat badan manusia. Jika yang kita batinkan melulu pikiran jelek, akan seperti apakah rupa air yang berada di dalam tubuh kita? Di dalam situasi semacam itu, dapatkah tubuh menjadi sehat?
Selain itu eksperimen kristal air membuktikan, niat pikir seseorang dapat mengubah bentuk kristal air, bukankah ini sekaligus menjelaskan bahwa niat pikir manusia itu memiliki energi, bukankah energi itu materi? Materi itu tidak musnah, oleh karenanya pemikiran yang negatif tidak terbuang percuma, sebaliknya ia dapat menimbulkan enegi yang bersifat merusak dan energi tersebut dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Itulah mengapa, jika manusia hendak memiliki tubuh sehat, harus senantiasa mempertahankan batin/niat pikir yang baik.
Percobaan kristal air telah menjungkir-balikkan pengenalan manusia terhadap materi dan jiwa. Sesungguhnya pengadukan seperti ini merupakan tantangan bagi ilmu pengetahuan empiris yang menguasai ilmu pengetahuan manusia terhadap pendefinisian materi dan makhluk berjiwa selama 300 tahun ini. Ia membuat kita mau tak mau mulai dari awal lagi mengenali kandungan makna dari materi dan makhluk hidup, sedangkan "pengenalan kembali" semacam ini dapat membuat kita kembali ke tradisi budaya dan berada di dalam wawasan kuno dari bangsa-bangsa kuno. [Winda Ong / Bengkulu / Tionghoanews]
Sebelumnya http://iptektionghoanews.blogspot.com/2011/12/terbukti-air-dapat-mendeteksi-pikiran.html
