IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 10 September 2012

MOZI PEMIKIR BESAR TIONGKOK

Mozi (墨子) sekitar 470-391 SM, lahir setelah Laozi dan Konfucius (571-479 SM), dan diperkirakan hidup selama Musim Semi dan Gugur (770-476 SM), masa Negara Perang (476-221 SM).  

Ini adalah era kekacauan dan kekejaman besar pada zaman Tiongkok kuno. Saat kekacauan terjadi, semua orang, termasuk raja, ingin sekali menemukan orang yang mampu memberikan metode tepat untuk mengelola negara dengan baik.
Dengan latar belakang ini, doktrin filosofis banyak diajarkan untuk mengatasi semua masalah sosial, termasuk bagaimana mendisiplinkan perilaku masyarakat dan moralitas.

Nama asli Mozi adalah Mo Di. Dia adalah seorang humanis yang antusias dan pendiri Mohisme. Teori ini mengajarkan kasih universal dan tanpa pertempuran. Ia dikenal sebagai salah satu pemikir besar di Tiongkok.

Dari sudut pandang Mozi, keegoisan manusia dan keinginan untuk mendapat manfaat adalah alasan utama bahwa dunia merosot dalam kekacauan. Keinginan-keinginan ini mencegah orang menjadi belas kasih dan saling mencintai.

Jika setiap orang bisa mencintai orang lain sebagaimana mereka mencintai diri sendiri, memperlakukan orang lain bagaikan saudara sendiri, menghargai negara lain seperti negara mereka sendiri dan melepaskan sepenuhnya setiap pikiran egois, maka dunia tidak lagi berperang, dan perdamaian sejati akan dapat dicapai.

Dalam memperkenalkan teori "tanpa pertempuran", Mozi percaya bahwa perang itu tidak adil dan hal yang tragis bagi umat manusia. Setiap peperangan menghancurkan kekayaan yang tak terhitung jumlahnya, kehidupan, dan keluarga. Oleh karena itu, Mozi sangat menentang peperangan dan mendesak untuk dihentikan.

Selain itu dalam teori "kasih universal dan tanpa pertempuran", Mozi juga memperkenalkan idenya kepada pemerintah dengan meritokrasi (sistem politik yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan). Orang bijak dan berkemampuan harus dipilih untuk mengambil jabatan resmi dan bekerja untuk negara, tanpa memandang latar belakang keluarga dan status sosial. Setiap pejabat korup harus diberhentikan secepat mungkin.

Mozi menentang banyak sekali upacara ritual pemakaman dan menentang memperlakukan musik sebagai aktivitas waktu luang. Dia berpikir bahwa hal tersebut menghabiskan materi maupun waktu. Ide-idenya ini sering bertentangan dengan Konfusius dan sulit bagi orang Tiongkok untuk menerimanya.

Ketekunan semangat Mozi yang didedikasikan untuk perdamaian dunia, sangat mengagumkan. Idenya akan "kasih universal dan tanpa pertempuran" dari sekitar 350 SM masih berlaku hingga saat ini. [Susanti Lim / Pontianak]

PESAN KHUSUS

Silahkan dicatat dan klik alamat kategori dibawah ini, sebelum diganti pesan baru:

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

Jangan lupa ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA