IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 13 Oktober 2012

KOWTOW: BUDAYA MEMBERI HORMAT ZAMAN KEKAISARAN TIONGKOK

Kowtow (叩頭) adalah suatu cara memberi hormat dalam budaya China. Kowtow dilakukan dengan cara berlutut dan bersujud sampai kepala menyentuh tanah. Istilah lainnya adalah "ketou", dan artinya sedikit berbeda dari istilah kowtow. Jika kowtow/kòu tóu bermakna "mengetukkan kepala", maka kē tóu bermakna "menyentuhkan kepala" (pada sebuah permukaan).

Dalam budaya China, kowtow adalah bentuk penghormatan yang tertinggi, dan biasanya dilakukan terhadap orang tua dan dihormati. Dalam tatacara kekaisaran pada masa lampau, kowtow juga dilakukan terhadap kaisar. Terdapat beberapa tingkatan kowtow yang dilakukan berdasarkan kekhidmatan suatu upacara dalam istana.

Contohnya dalam penobatan kaisar baru, para bawahan dan anggota istana harus memberi gerakan "tiga kali berlutut dan sembilan kali bersujud" (三拜九叩頭禮, sān bài jiǔ kòu tóu lǐ). Ini dianggap sebagai kowtow yang paling tinggi tingkatannya. Karena pejabat pemerintahan juga dianggap mewakili kekuasaan kaisar, rakyat jelata diharuskan memberi kowtow kepada mereka.

Kowtow menjadi kosakata Bahasa Inggris sejak awal abad ke-19 untuk menjelaskan suatu cara memberi hormat, namun perlahan maknanya menyempit menjadi "suatu sikap merendahkan diri dan tunduk". Orang Barat yang pertama kali menyaksikan cara kowtow menganggap hal tersebut sebagai praktik pemujaan, walau sebenarnya dalam tradisi China tidak selalu bermakna religius.

Pada masa kekaisaran, kowtow dianggap sangat penting dalam hubungan diplomatik antara China dengan negara-negara lain. Duta besar Kerajaan Inggris, George Macartney, 1st Earl Maccartney (1793) dan William Pitt Amherst, 1st Earl Amherst (1816) menolak melakukan kowtow karena menganggap bahwa dengan bersujud berarti memperlakukan raja mereka sebagai bawahan kaisar China. Duta besar dari Hindia Belanda, Isaac Itsingh tak menolak bersujud kepada Kaisar Qianlong dalam kunjungannya pada tahun 1794-1795.

Kowtow juga dipraktikkan dalam hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga China seperti Jepang dan Korea. Berdasarkan Joseon Wangjo Sillok (Babad Dinasti Joseon), pada tahun 1596, sang unifikator Jepang, Toyotomi Hideyoshi harus berlutut lima kali dan bersujud tiga kali (五拜三叩頭禮, o bae sam go du rye) untuk menyatakan kepatuhannya pada Dinasti Ming.

Penguasa Dinasti Joseon, Raja Injo, menyatakan kebesaran Huang Taiji, kaisar pertama Dinasti Qing dengan berlutut tiga kali dan bersembah-sujud sembilan kali (三拜九叩頭禮, sam bae gu go du rye"). Korea menjadi negara bawahan Qing mulai saat itu.

Dalam ajaran Kong Hu Chu, seseorang diwajibkan berbakti pada orang tua. Hal itu dilakukan dengan memberi sujud, terutama pada saat peristiwa-peristiwa istimewa seperti pada saat upacara perkawinan dan upacara keagamaan. Pada saat acara pernikahan, kedua mempelai diwajibkan bersujud kepada orang tua masing-masing sebagai tanda terima kasih atas jasa membesarkan mereka. Menurut Kong Hu Chu, terdapat harmoni yang alami antara tubuh dan pikiran.

Jika sebuah gerakan diekspresikan oleh tubuh, maka gerakan tersebut akan ditransfer kepada pikiran. Pada saat bersujud, tubuh diletakkan ke posisi yang terendah, maka perasaan hormat dapat langsung diberikan sehingga berpengaruh terhadap pikiran. Hal itulah yang menyebabkan sikap memberi hormat dalam masyarakat China dianggap sangat penting, sebab sikap hormat diperlukan untuk membentuk masyarakat yang baik. Kowtow sudah banyak berubah semenjak peristiwa Pergerakan Empat Mei. Dalam banyak hal, kowtow sudah digantikan dengan hormat membungkuk saja. [Angelina Lim / Medan]

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA