Coba kita kupas masalah orang zaman kuno mengonsumsi obat yang tercatat dalam Kitab Intern Kaisar Kuning.
Kitab Intern Kaisar Kuning mencatat, orang suci zaman kuno telah menciptakan obat-obatan untuk mengatasi penyakit yang berat. Akan tetapi orang–orang pada masa itu tidak bergantung dengan obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Pada pertengahan zaman kuno, orang-orang terpaksa menggunakan obat untuk menyembuhkan penyakit, namun setelah mengonsumsinya, penyakit akan sembuh dengan cepat. Pada zaman manusia modern, setelah mengonsumsi obat, penyakit tidak kunjung sembuh, apa penyebabnya? Di zaman modern ini, manusia dikelilingi lebih banyak rumah sakit dan peralatan yang lebih canggih, akan tetapi lebih banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan, mengapa bisa terjadi?
Diceritakan dalam Kitab Internal Kaisar Kuning, Bab-14 Suwen, orang zaman kuno belum tentu mengonsumsi obat ketika menderita penyakit. Mereka membuat obat cair dengan cara merebus ramuan obat. Membuat obat arak dengan merendam ramuan obat. Arak terbuat dari beras.
Beras mengandung kalori cukup tinggi. Setelah diragi menjadi arak, muncul rasa manis dan memiliki kalori yang sangat tinggi. Menurut teori pengobatan tradisional Tiongkok, rasa manis bersifat "menguatkan", sehingga sangat bagus untuk tonik.
Dalam Kitab Internal Kaisar Kuning juga dijelaskan, orang suci zaman dahulu setelah membuat obat cair atau obat arak, tidak dipergunakan untuk dirinya sendiri melainkan untuk persediaan menolong orang lain yang sakit. Pada pertengahan zaman kuno, orang yang sakit perlu menggunakan obat-obatan. Dalam buku dijelaskan mengapa orang-orang zaman kuno tidak mengonsumsi obat, namun pada pertengahan zaman kuno perlu mengonsumsi obat. Jika direnungkan, hal ini dapat memberi inspirasi pada masyarakat masa kini tentang "penyembuhan dengan obat" yang sudah menjadi konsep umum.
"Orang suci" adalah orang yang dapat melaksanakan dengan baik etika moral. Sebagian besar adalah orang yang melakukan latihan kultivasi dan menjalankan ajaran Tao. Oleh karena itu tubuhnya menjadi sehat, dapat hidup dengan sehat tanpa mengonsumsi obat.
Orang suci demi bersimpati kepada rakyatnya, menciptakan obat cair maupun obat arak untuk menolongnya. Obat dipersiapkan ketika ada orang yang menderita penyakit, untuk membantu menyelamatkan jiwanya.
Namun orang pada masa itu jarang sakit. Mengapa? Orang pada masa itu sering hidup bersama "orang suci." Orang suci tentu dapat mengajarkan kepada mereka bagaimana dapat memelihara kesehatan dengan baik, bagaimana melakukan olahraga yang cukup, bagaimana tidur dengan baik, berpakaian dengan baik, makan secukupnya, dan lain sebagainya. Orang-orang pada masa itu sangat mematuhi perkataan orang suci. Mereka tidak menderita penyakit sehingga tidak perlu mengonsumsi obat, maka dikatakan obat dibuat hanya untuk persiapan, tidak untuk diri sendiri.
Ketika sampai pada pertengahan zaman kuno, orang-orang tidak lagi begitu percaya pada perkataan orang suci. Pikirannya juga menjadi lebih kompleks. Seperti kisah dalam alkitab tentang Adam dan Hawa yang tidak mematuhi perkataan Allah. Setelah memakan apel, lebih tidak memercayai perkataan Allah. Sama halnya dengan orang-orang pada pertengahan zaman kuno yang tidak memercayai perkataan orang suci. Moral mereka kian merosot, maka "energi jahat sewaktu-waktu datang menyerang." Namun karena pada masa itu moral mereka tidak terlalu merosot, ketika jatuh sakit, hanya minum sedikit obat, penyakit sudah sembuh.
Lain halnya dengan manusia modern yang telah mengonsumsi obat namun penyakit tidak kunjung membaik.
Hal ini disebabkan adalah moral orang pada pertengahan zaman kuno sedikit merosot, sedangkan moral orang zaman sekarang sangat rendah. Sehingga meski telah minum banyak obat, akupunktur, operasi, dan cara pengobatan lain, masih tetap tidak dapat sembuh. Penyebab yang utama ialah "Penguasa langit tidak mengizinkan." Apa maksudnya? Jawabannya, "baik akupunktur maupun operasi bukan hanya suatu masalah 'teknik', tetapi juga memandang Tao. Menuntut manusia harus mematuhi sebuah 'kriteria'." Dalam pandangan buku tersebut, kriterianya sangat tinggi, yakni Tao.
Jika akupunktur maupun operasi dianggap Tao, dilihat dari sisi spirit, jika tidak ada keinginan untuk maju atau tekadnya lemah, maka penyakit akan sulit sembuh. Manusia modern memiliki kegemaran dan nafsu yang tiada batas. Mengakibatkan penderitaan tak kunjung henti, mengakibatkan tubuh rusak dan hilang semangat, daya tahan tubuh menurun, menderita penyakit tentu tidak akan sembuh. Bukankah ini sama dengan istilah modern "daya immunisasi menurun", mirip dengan "sindrom kelemahan daya imun," sehingga penyakit akan datang menyerang, bukankah demikian?
Moral orang zaman kuno rusak, mengakibatkan spirit dan ketekunan menurun, penyakitnya sulit disembuhkan. Apakah kondisi sekarang lebih baik daripada "zaman Kaisar Kuning"? Maka tidak mengherankan jika rumah sakit kian hari kian banyak, dokter juga kian hari semakin banyak, pengetahuan dan teori ilmu kesehatan terus bertambah, alat-alat kedokteran juga semakin canggih dan akurat, akan tetapi pasien tidak berkurang, sebaliknya semakin bertambah. Mengapa? Mungkin kita bisa renungkan hal ini lebih dalam. [Sinshe Hu Naiwen / Surabaya] Sumber: Epochtimes