Selanjutnya kami memperkenalkan pembuktian eksistensi Titik Akupunktur dan Meridian melalui teknik fotografi MRI (Magnetic Resonance Imaging), ini merupakan sebuah metode studi yang relatif lebih baru. Kita tahu dengan menggunakan teknik MRI, akan mendapatkan sebuah foto otak besar manusia, dan dapat mengambil foto irisan lapis yang berbeda, hampir sama dengan membelah otak mengamatinya selapis demi selapis, menyaksikan struktur otak secara konkrit. Dengan demikian menggunakan foto struktur MRI, secara tidak langsung akan mendapatkan foto "fungsi"nya.
Umpama saja, kita semua telah mengetahui, otak kiri menguasai tangan kanan, otak kanan menguasai tangan kiri. Ketika tangan kiri digerakkan, sebuah zona lokal otak kanan akan muncul sinyal yang menguat. Sebaliknya, ketika tangan kanan digerakkan, otak kiri akan muncul sinyal yang menguat pula. Studi jenis ini disebut foto rekaman fungsi. Selain fungsi pergerakan, juga dapat menggunakan metode tersebut untuk melakukan penelitian fungsi penglihatan, penghitungan, ingatan dan lain-lain.
Berdasarkan hal ini, sejumlah ilmuwan Korea Selatan dan profesor Zang Hee Cho berpikir, apakah dapat menggunakan metode FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan penelitian terhadap teori Meridian kuno orang Timur. Ketika merangsang mata dengan cahaya, zona saraf optik otak akan terlihat sinyal yang menguat, ini telah diketahui oleh ilmu pengetahuan modern.
Selain itu, dalam Ilmu Akupunktur, melalui merangsang beberapa titik Akupunktur yang bersangkutan, dapat mengobati berbagai penyakit mata. Dalam kitab pengobatan juga terdapat catatan Meridian dan titik Akupunktur apa saja yang mempunyai hubungan dengan mata. Kalau begitu apakah mereka mempunyai hubungan dengan otak?
Kita ambil contoh, Meridian Kandung Kemih Taiyang Kaki di kaki memiliki 4 titik Akupunktur yang berfungsi dalam terapi penyakit mata. Praktek membuktikan, ketika menusuk 4 titik tersebut, juga dapat terlihat di zona saraf optik sinyal menguat. Akan tetapi, jika menusuk 1 mm di luar titik Akupunktur, maka zona saraf optik otak tidak terlihat ada penguatan sinyal. Dengan kata lain, harus menusuk persis di titik Akupunktur baru mendapatkan hasil.
Dari warisan orang kuno tentang keberadaan secara objektif sistem Meridian tubuh manusia, coba kita pikirkan, ketika kita telah mengetahui distribusi titik Akupunktur pada tubuh manusia, kita dapat satu per satu membuktikan keberadaan titik tersebut dengan menggunakan iptektinggi modern.
Namun jika tidak ada orang yang memberitahu kita keberadaan titik-titik tersebut, bila ingin satu per satu menemukannya dalam tubuh yang sekian besar, misalnya titik disini berhubungan dengan penglihatan, titik disana berhubungan dengan pergerakan usus dan lambung, bayangkan betapa besar kesulitannya? Jelas sekali ini merupakan hal yang sangat sulit dan rumit. Kalau begitu, bagaimana orang kuno dapat mengetahui titik-titik Akupunktur tersebut?
Sesungguhnya, bagi ilmu pengetahuan modern sekarang ini, bagaimana menemukan Meridian, betul-betul masih merupakan suatu teka-teki. Karena dalam pembedahan tidak terlihat juga tidak ditemukan. Akan tetapi dalam buku pengobatan kuno, sejak awal benarbenar telah ditemukan catatannya. Misalnya dalam kitab Huangdi Neijing (Kitab Intern Kaisar Kuning) telah tercatat keberadaan Meridian bahkan dijelaskan secara terperinci.
Walaupun tentang asal-usul tahun terbitnya masih terdapat beberapa pandangan yang berbeda, namun sama-sama berpendapat buku tersebut paling sedikit telah bersejarah 2.000 tahun. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa teori Meridian telah lama sejarahnya.
Dalam kitab Qijing Bamai Kao (Meneliti 8 Meridian Istimewa) juga mencatat pengalaman seorang sinshe tersohor zaman kuno bernama Li Shizhen, yang melakukan meditasi dalam berkultivasi diri telah membuktikan (terlihat dalam meditasi), sistem Meridian yang dilukiskan dalam gambar gantung oleh orang dahulu benar-benar tepat tidak ada yang salah.
Walaupun Meridian dalam iptek modern tidak dapat dijelaskan dengan tepat, kami berpendapat hakekat Meridian sesungguhnya merupakan jalur energi yang berada di ruang dimensi lain, sehingga dokter-dokter agung zaman kuno seperti Bien Que, Huo Tuo, Li Shizhen, yang memiliki kemampuan supranatural, tentu dapat langsung menyaksikannya.
Kadang kala benda dari ruang dimensi lain dapat muncul terlihat pada ruang 3 dimensi manusia ini, namun itu mutlak bukanlah hakekat dan wujud asli Meridian. [Teo Ai Ping / Jakarta]
Bersambung ...
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id