IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 31 Oktober 2012

HUANG DI KAISAR KUNING (1): KAISAR LEGENDARIS TIONGKOK KUNO

Huang Di, putra dari Shao Dian, nama marga aslinya adalah Gongsun, karena lama tinggal di derah Ji Shui, maka nama marganya diganti menjadi Marga Ji, selain itu karena lama tinggal di Xuan Yuan San Qiu (kini di daerah dekat Xin Zheng, Provinsi Henan), iapun diberi nama alias: Xuan Yuan.

Terlahir, berkarier dan mendirikan ibukota, semuanya di You Xiong (kini di Xin Zheng, Provinsi Henan), itulah mengapa ia juga disebut dengan nama Marga Youxiong. Karena memiliki pertanda keberuntungan yang menyerupai tanah (kuning), maka ia disebut pula sebagai Huang Di (dibaca: Hwang Ti, Kaisar Kuning).

Menurut catatan Shi Ji (Kitab Sejarah Kuno), Huang Di saat dilahirkan sudah menunjukkan keanehan yang menakjubkan yakni masih bayi sudah bisa berbicara, masa kanak-kanak cerdik cemerlang, masa remaja jujur dan trampil dan saat usia dewasa ia menjadi orang arif bijaksana. Dalam usia 15 tahun, ia sudah didukung dan dijadikan kepala suku oleh masyarakat Suku Xuan Yuan (suku leluhur etnis Han, kini suku mayoritas di daratan Tiongkok), pada usia 37 tahun ia berhasil menyatukan tiga suku besar dan menduduki tahta pimpinan tertinggi.

Ketika Klan Huang Di berangsur-angsur menjadi kuat, kekuasaan Yan Di dari Marga Shen Nong sudah semakin lemah. Ketika itu (salah satu kepala suku bernama) Chi You bertindak lalim dan kejam, terus-menerus menyerang dan menguasai wilayah para adipati lainnya yang juga tidak akur dan saling menyerang, peperangan pun meletus dimana-mana.

Marga Shen Nong sudah tidak ada kekuatan untuk melancarkan ekspedisi penghukuman untuk meredakan peperangan. Dalam situasi tidak berdaya, ia meminta pertolongan Huang Di. Dengan tegas Huang Di siap memikul tanggung jawab untuk menenteramkan negara.

Menurut catatan sejarah, persembahan Huang Di yang paling besar semasa hidupnya adalah pengalaman peperangan sejumlah 50 kali lebih, ia lebih dulu membunuh Chi You, lalu mengalahkan suku dari Yan Di dan menaklukkannya. Pada akhirnya ia menyudahi peperangan, berhasil menyatukan tiga suku besar, meninggalkan zaman primitif, mendirikan negara kekaisaran pertama di dunia dan menjadi kaisar pertama suku bangsa Tionghoa (diperkirakan pada tahun 2700 SM).

Peperangan Huang Di untuk menyatukan bangsa Tionghoa, yang paling sulit adalah ketika melawan Chi You. Nama marga Chi You adalah Jiang, termasuk suku keturunan dari Yan Di. Chi You adalah kepala suku dari Suku Jiu Li, seorang pemberani, ia memiliki 81 saudara, konon mereka semuanya bertubuh hewan dan berwajah manusia, berkepala perunggu dan berjidat besi, makanan mereka adalah batu kerikil, luar biasa ganas. Mereka ahli dalam pembuatan golok, tombak, busur dan panah serta berbagai macam jenis senjata tajam lainnya. Chi You sering kali memimpin sukunya menyerang dan merampok suku bangsa lain.

Sejak awal Huang Di sudah ingin menumpas bencana tersebut, ia lantas bekerja sama dengan suku lainnya, memusatkan kekuatan militer dan mengadakan perang besar penentuan dengan Chi You di padang Zhu Lu.

Biasanya Huang Di memelihara hewan buas seperti: beruang, Pi Xiu (yang jantan bernama Pi dan yang betina bernama Xiu yang eksis di zaman kuno), Chu (hewan buas seperti anjing tubuhnya bercorak seperti kucing, spesies yang kini sudah punah juga), macan dan lain-lain. Ketika berperang, hewan-hewan buas tersebut dikerahkan membantu pertempuran.

Pasukan Chi You walaupun gagah perkasa, tetapi begitu mereka berhadapan dengan pasukan Huang Di yang dibantu oleh hewan-hewan buas itu, mereka pun kalang kabut dan menyelamatkan diri masing-masing, Huang Di dan pasukannya tak kenal ampun mengejar terus selagi menang.

Mendadak langit dan bumi menjadi gelap, terselubung awan tebal, angin ribut menderu, hujan dan kilat disertai guntur menggelegar. Ini dikarenakan ulah Chi You yang telah mengundang Dewa Angin dan Dewa Hujan untuk membantu pertempuran. Dan Huang Di pun tidak mau kalah, ia mengundang Dewi Misteri Langit Lapis ke Sembilan untuk datang membantu menghalau hujan dan angin. Dalam sekejap hujan dan angin berhenti total, langit menjadi terang benderang.

Chi You lalu menggunakan ilmu sihir menciptakan kabut tebal yang menyulitkan penglihatan. Kabut tebal tersebut dimaksudkan agar pasukan Huang Di kehilangan arah. Huang Di memanfaatkan ilmu falak yang ia kuasai dan dipandu oleh bintang Biduk (big dipper) yang selalu mengarah ke arah utara, lalu terciptalah sebuah kereta penunjuk arah selatan agar tidak tersesat (ini merupakan kompas pertama yang tercatat dalam sejarah umat manusia).

Dengan melanjutkan memimpin pasukannya terus mendesak Chi You, melalui berkali-kali pertempuran dahsyat, Huang Di berturut-turut menumpas 81 saudara dari Chi You dan akhirnya menangkap Chi You hidup-hidup. Huang Di memberi perintah membelenggu Chi You, lalu mengeksekusi mati Chi You.

Karena takut setelah mati Chi You yang sakti masih bisa membuat kekacauan, maka kepala dan badan Chi You dikubur di dua tempat terpisah jauh. Belenggu yang pernah dipakai oleh Chi You dibuang di gunung tandus dan berubah menjadi hutan pohon Mapel (Acer), berdaun merah darah seperti bekas darah Chi You.

Setelah Chi You mati, citranya yang gagah perkasa masih membuat orang gentar, Huang Di menggambarkan sosok Chi You pada bendera militernya untuk memberi semangat pada pasukannya agar bertempur dengan gagah berani, sekaligus sebagai penggertak suku lain yang masih berani menentangnya. Kemudian Huang Di menobatkan arwah Chi You sebagai "sesepuh militer" yang bermakna: Dewa Perang.

Setelah menang dari Chi You, kewibawaan Huang Di bertambah besar, banyak suku-suku lain yang mendukung dan takluk di bawah kepemimpinannya. Dengan sendirinya Huang Di telah menjadi pimpinan dari seluruh suku-suku yang ada di daratan Tiongkok kala itu. [Teo Ai Ping / Jakarta / Bersambung] Sumber: Epochtimes

Catatan: Ayo kita dukung Tionghoanews dengan cara mengirim email artikel berita kegiatan atau kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id dan jangan lupa ngajak teman-teman Tionghoa anda ikut gabung disini, Xie Xie Ni ...

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA