IPTEK | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 03 Desember 2012

AKSARA TIONGKOK WEN DAN WU

Kaisar pertama Dinasti Zhou, Raja Wu (周 武王), dan ayahnya, Raja Wen (周文王), memperoleh nama kekaisaran mereka dari aksara 文 (diucapkan Wen) dan 武 (diucapkan Wǔ).

Kedua karakter ini sama-sama mewakili kombinasi sempurna dari keterampilan yang dimiliki seorang pria: 文 (Wen) mengacu pada akademisi dan perkara perdata, sedangkan 武 (Wǔ) mengacu pada urusan militer dan seni bela diri.

Seseorang memiliki kedua kualitas itu dalam bahasa Tionghoa disebut 文武双全 (Wen Wǔ Shuang Quan), akan menjadi cendikiawan mumpuni serta tentara yang kuat, seorang master baik pena maupun pedang.

Aksara 文 (Wen) digunakan dalam kombinasi dengan aksara lainnya untuk membentuk frase seperti 文化 (Wen Hua) budaya, dan 中文 (Zhong Wen) bahasa Tionghoa.

武 (Wǔ) di sisi lain, juga digunakan dalam kombinasi dengan aksara lain untuk menciptakan istilah yang berkaitan dengan pertempuran dan peperangan, seperti 武器 (Wǔ Qi) senjata, atau 武术 (Wǔ Shu) seni bela diri.

Raja Wen juga dikenal sumbangsihnya pada Yi Jing (易经), suatu pedoman ramalan dan salah satu teks klasik tertua di Tiongkok, juga disebut I Ching, Kitab Perubahan, atau Zhou Yi (周易).

Yi Jing menyajikan 64 heksagram yang terbentuk dengan menciptakan permutasi (perubahan yang berurutan) berbeda dari delapan trigram dasar yang diturunkan dari sang legendaris Fu Xi (伏羲), suatu simbol yang orang Tionghoa tafsirkan untuk membantu mereka memahami perubahan dunia dan Langit.

Raja Wen melengkapi dengan membentuk 64 heksagram dan menulis makna terkait masing-masing. Mengombinasikan kelonggaran dan ketegasan untuk hidup yang seimbang.

Putranya, Raja Wu, atau "raja bela diri" dalam bahasa Tionghoa, memperoleh namanya karena keahliannya sebagai seorang komandan dalam pertempuran.

Meskipun ayahnya, Raja Wen, dihargai sebagai pendiri Dinasti Zhou, tidak lama setelah kematian Raja Wen, dinasti sebelumnya, Dinasti Shang, berhasil dikalahkan.

Adalah Raja Wu yang menyatukan para adipati tetangga di bawah komandonya, dan membawa mereka ke dalam pertempuran mengalahkan Dinasti Shang, dan menahbiskan dirinya sebagai Kaisar Wu dari Zhou.

Kedua raja ini dikaitkan dengan pendirian dinasti terlama di Tiongkok, terkenal dalam sejarah Tiongkok karena kebajikannya luar biasa dan memerintah dengan penuh kebaikan.

Ada sebuah peribahasa Tiongkok, yang menghormati cara kedua raja mendekati penguasaan.

文武之道,一张一弛 (diucapkan Wen Wǔ Zhi Dao, Zhang Yi Yi Chi) memberikan saran ini: Hidup seperti Raja Wen dan Raja Wu memerintah negara, menggabungkan kelonggaran dan ketegasan untuk hidup yang seimbang. [Caroline Chan / Bandung] Sumber: Epochtimes

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA