Kedua karakter ini sama-sama mewakili kombinasi sempurna dari keterampilan yang dimiliki seorang pria: 文 (Wen) mengacu pada akademisi dan perkara perdata, sedangkan 武 (Wǔ) mengacu pada urusan militer dan seni bela diri.
Seseorang memiliki kedua kualitas itu dalam bahasa Tionghoa disebut 文武双全 (Wen Wǔ Shuang Quan), akan menjadi cendikiawan mumpuni serta tentara yang kuat, seorang master baik pena maupun pedang.
Aksara 文 (Wen) digunakan dalam kombinasi dengan aksara lainnya untuk membentuk frase seperti 文化 (Wen Hua) budaya, dan 中文 (Zhong Wen) bahasa Tionghoa.
武 (Wǔ) di sisi lain, juga digunakan dalam kombinasi dengan aksara lain untuk menciptakan istilah yang berkaitan dengan pertempuran dan peperangan, seperti 武器 (Wǔ Qi) senjata, atau 武术 (Wǔ Shu) seni bela diri.
Raja Wen juga dikenal sumbangsihnya pada Yi Jing (易经), suatu pedoman ramalan dan salah satu teks klasik tertua di Tiongkok, juga disebut I Ching, Kitab Perubahan, atau Zhou Yi (周易).
Yi Jing menyajikan 64 heksagram yang terbentuk dengan menciptakan permutasi (perubahan yang berurutan) berbeda dari delapan trigram dasar yang diturunkan dari sang legendaris Fu Xi (伏羲), suatu simbol yang orang Tionghoa tafsirkan untuk membantu mereka memahami perubahan dunia dan Langit.
Raja Wen melengkapi dengan membentuk 64 heksagram dan menulis makna terkait masing-masing. Mengombinasikan kelonggaran dan ketegasan untuk hidup yang seimbang.
Putranya, Raja Wu, atau "raja bela diri" dalam bahasa Tionghoa, memperoleh namanya karena keahliannya sebagai seorang komandan dalam pertempuran.
Meskipun ayahnya, Raja Wen, dihargai sebagai pendiri Dinasti Zhou, tidak lama setelah kematian Raja Wen, dinasti sebelumnya, Dinasti Shang, berhasil dikalahkan.
Adalah Raja Wu yang menyatukan para adipati tetangga di bawah komandonya, dan membawa mereka ke dalam pertempuran mengalahkan Dinasti Shang, dan menahbiskan dirinya sebagai Kaisar Wu dari Zhou.
Kedua raja ini dikaitkan dengan pendirian dinasti terlama di Tiongkok, terkenal dalam sejarah Tiongkok karena kebajikannya luar biasa dan memerintah dengan penuh kebaikan.
Ada sebuah peribahasa Tiongkok, yang menghormati cara kedua raja mendekati penguasaan.
文武之道,一张一弛 (diucapkan Wen Wǔ Zhi Dao, Zhang Yi Yi Chi) memberikan saran ini: Hidup seperti Raja Wen dan Raja Wu memerintah negara, menggabungkan kelonggaran dan ketegasan untuk hidup yang seimbang. [Caroline Chan / Bandung] Sumber: Epochtimes